Setahun Pemerintahan Hendy. Antara Kemewahan, Kemiskinan dan Buruknya Komunikasi

0
737

Sebelumnya, xposfile telah menyajikan Edisi Setahun Kempimpinan Hendy Siswanto dalam tulisan pertama dengan judul Setahun Pemerintahan Hendy, Ternyata Durung Wayahe Keren dan tulisan kedua berjudul Setahun Pemerintahan Hendy. Birokrasi Masih Carut Marut

Berikut adalah tulisan ketiga, sebagai tulisan terakhir edisi Setahun Pemerintahan Hendy dengan judul Antara Kemewahan, Kemiskinan dan Buruknya Komunikasi.

Agar tulisan ini tidak dituduh hanya mengada-ada, berikut adalah teks janji politik dalam bentuk Visi dan Misi Hendy Siswanto sejak mendeklarasikan diri sebagai Bakal Calon Bupati . Saat itu, Hendy belum resmi menggandeng Firjaun Barlaman sebagai pasangannya di Pilkada Jember seperti dikutip dari berita Harian Suara sbb ; https://www.hariansuara.com/news/nasional/17541/intip-yuk-visi-dan-7-misi-bakal-calon-bupati-jember-hendy-siswanto

Selain visi untuk membenahi Jember, H. Hendy Siswanto juga memiliki tujuh misi untuk Jember, diantaranya: 

  1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dengan Semangat Sinergitas & Kolaborasi dengan Semua Elemen Masyarakat yang Berbasiskan Potensi Daerah
  2. Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Kondusif Antara Eksekutif, Legislatif, Masyarakat & Komponen Pembangunan Daerah Lainnya
  3. Menuntaskan Kemiskinan Struktural & Kultural Di Semua Wilayah
  4. Meningkatkan Investasi dengan Membangun & Mengembangkan Sektor-sektor Unggulan dengan Berbasiskan Kekayaan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia & Lingkungan Yang Lestari
  5. Meningkatkan Pelayanan Dasar Berupa Kesehatan & Pendidikan Dengan Sistem yang Terintegrasi
  6. Meningkatkan Kualitas & Ketersediaan Infrastruktur Publik yang Merata di Semua Wilayah Jember
  7. Pengembangan Potensi Pariwisata dengan Mengedepankan Kearifan Lokal Serta Pelestarian Budaya

Tujuh Misi besar tersebut, berikutnya disampaikan kembali oleh Hendy Siswanto di acara serah terima jabatan Bupati Jember yang berlangsung di Gedung DPRD dan dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa, 2 Maret 2021.

Di acara serah terima jabatan dari Plh. Bupati Hadi Sulistyo kepada Bupati pemenang Pilkada 2020, dalam pidatonya, Hendy menegaskan bahwa pesta demokrasi telah usai. Karena itu, saatnya untuk bersama-sama menyelesaikan seluruh masalah Jember. “Untuk menuju Jember yang makmur dan sejahtera,” tegasnya.

Seperti dirilis di web resmi pemkab Jember ;

https://www.jemberkab.go.id/serah-terima-jabatan-hendy-firjaun-paparkan-visi-misi-dan-program/

ANTARA KEMEWAHAN DAN KEMISKINAN

Dari ketujuh “Mision Sacre” Hendy Siswanto tersebut, sebenarnya sangat jelas tentang prioritas persoalan yang dijanjikan akan diselesaikannya saat dirinya dilantik sebagai Bupati Jember. Bahwa urusan infrastruktur seharusnya hanya menjadi prioritas ke enam dari 7 misinya.

Namun yang terjadi, ternyata malah tidak sesuai dengan yang dijanjikan Hendy dalam berbagai kesempatan, baik di forum resmi maupun forum-forum informal. Kesan yang nampak, setelah dilantik sebagai Bupati, Hendy Siswanto justru lebih mengutamakan Pencitraan dan Kemewahan yang hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil warganya. Padahal, salah satu materi kampanye yang sering disinggungnya, Jember masih menyandang predikat kabupaten dengan penduduk miskin terbanyak ke 2 di Jawa Timur. Dan tentang data kemiskinan ini, saat masa kampanye kemarin, Hendy bahkan berani memasang gambar dirinya dalam baliho besar di beberapa titik papan reklame berbayar dan bertuliskan Jember Kabupaten Termiskin ke 2 di Jawa Timur. 

Strategi kampanye ini jelas, selain untuk men-downgrade eksistensi petahana selaku lawan politiknya, juga sebagai sarana membuka mata publik Jember tentang KEGAGALAN Faida sebagai Bupati. Dari situ, Hendy juga ingin tercitrakan sebagai calon bupati yang peduli terhadap persoalan kemiskinan. 

Ditahun pertamanya menjabat Bupati yang tanpa RPJMD sesuai visi dan misinya, Hendy Siswanto langsung “ngegas” sesuai taglinenya “Wayahe Mbenahi Jember”. Ia langsung menyusun anggaran fantastis. 800 Miliar lebih hanya untuk proyek Infrastruktur. 

Hendy lebih mengutamakan perhatiannya dan lebih memfokuskan anggaran yang dikelolanya untuk merealisasikan misinya yang ke 6 dibanding misinya yang ke 2 yakni Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Kondusif Antara Eksekutif, Legislatif, Masyarakat & Komponen Pembangunan Daerah Lainnya dan misi ke 3 yaitu Menuntaskan Kemiskinan Struktural & Kultural Di Semua Wilayah.

Alih-alih membenahi kerusakan dan carut marut birokrasi, Hendy justru menambah kerusakaan tatanan birokrasi dengan kebijakannya memPltkan hampir semua pejabat. Termasuk menstatus Pj kan Sekda Mirfano tanpa melalui prosedur yang seharusnya.

Sedang misinya untuk menuntaskan kemiskinan, tidak hanya dari sisi kebijakan anggaran yang tidak berpihak, dari sikap dan responnya pun belum sama sekali terlihat wujud konkrit sentuhan kebijakannya terhadap persoalan 257 ribu warganya yang miskin. Padahal, sebelum menjadi bupati, Haji Hendy telah dikenal luas sebagai sosok dermawan yang sering bagi bagi bantuan.

Kembali tentang urusan proyek infrastruktur, bahkan saking ngegasnya, ditengah SDM dilingkungan Pemkab Jember belum sepenuhnya tertata dan terisi oleh pejabat-pejabat yang benar-benar memiliki kompetensi, ditengah hampir semua pejabatnya tidak ada yang berstatus definitif dan hanya berstatus PLT, dan bahkan Sekda pun berstatus Pj, Hendy tetap ngotot menjalankan program perbaikan infrastruktur dengan Pola Multi Years untuk menyiasati minimnya ketersediaan anggaran APBD.

Sayangnya, di tengah sorotan berbagai pihak tentang besarnya potensi dugaan penyimpangan dan dugaan korupsi proyek multiyears, proyek infrastruktur perbaikan jalan 1000 Km dan Penerangan Jalan Umum yang dijanjikan Hendy akan selesai hanya dalam 6 bulan saja, ternyata sampai setahun setelah dilantik, belum juga bisa dinikmati oleh semua rakyatnya. Bahkan beberapa proyek jalan multiyears, sampai hari ini masih mau akan dikerjakan.

Namun disisi lain, proyek pencitraan mempercantik Pendopo dengan kesan MEWAH sudah selesai dan sudah bisa dinikmati oleh Bupati dan pejabat-pejabat atau tokoh-tokoh masyarakat yang sering berhubungan dengan pendopo. Lebih menyakitkan lagi ketika berikutnya publik mengetahui, bahwa Hendy juga telah memfasilitasi kemewahan bagi istrinya dalam beraktivitas sebagai Ketua Tim Penggerak PKK. Gedung Kantor PKK direhab, lengkap dengan pengadaan mobil baru dan mewah.

Untuk mendukung pencitraannya, Dinas Kominfo sebagai corong propaganda program-programnya digerojok anggaran yang cukup besar. Di tahun 2021, hanya untuk Pengadaan barang dan jasa saja, Diskominfo membutuhkan dana 36 Miliar. Tak cukup disitu, tahun 2022 masih juga ditambahi anggaran untuk pengadaan Televisi super besar ukuran 10×50 meter atau Megatron senilai 12,5 Miliar.

Ironisnya, anggaran yang disiapkan untuk Dinas Sosial yang bertugas mengurusi fakir miskin dan anak terlantar justru hanya ala kadarnya. Sama sekali tidak ada kesan Wah.

Data Hasil Download dari Aplikasi SiRUP

Total anggaran Pengadaan Barang dan Jasa tahun 2021 di Dinas Sosial hanya tercatat sebesar 1,9 Miliar dan 3,9 Miliar tahun 2022. Padahal, sesuai visi misinya di poin ke 3 adalah Menuntaskan Kemiskinan Struktural & Kultural Di Semua Wilayah.

Anggaran Dinas Sosial yang tidak sebanding dengan 257 ribu penduduk miskin tersebut terasa kontras dibanding anggaran untuk kepentingan pencitraan dan kenyamanannya menjalankan tugas sebagai bupati. 

Anggaran dari Dinas Sosial yang seharusnya menjadi ujung tombak tercapainya misinya yang ke 3, jauh lebih kecil dibanding dengan anggaran di Bagian Umum yang tugas pokoknya melaksanakan urusan tata usaha, keuangan Sekretariat Daerah dan keuangan pimpinan, rumah tangga, perlengkapan, keprotokolan dan kepegawaian Sekretariat Daerah, termasuk yang mengurusi urusan rehab pendopo dan rehab gedung PKK. Dari aplikasi SiRUP, diketahui Anggaran Pengadaan Barang dan Jasa di Bagian Umum untuk tahun 2021 membutuhkan anggaran 21,9 Miliar dan 2022 sebesar 6,3 Miliar.

Baca juga : Bak Kisah Singkong dan Keju. 257 Ribu Warga Miskin Vs Bupati Hendy Yang Suka Mewah

BURUKNYA KOMUNIKASI

Tak ayal, gaya komunikasi dan gaya hidup mewahnya menjadi sorotan banyak pihak. Tak hanya dari tokoh partai lawan politiknya, dari partai pengusungnya pun, gaya komunikasi bupati dinilai masih menjadi salah satu faktor kelemahan Bupati Hendy Siswanto.

Dalam sebuah pembicaraan xposfile dengan Ketua DPRD Jember lewat pesan WhatsApp beberapa waktu yang lalu, Itqon Syauqi berharap agar bupati lebih berhati-hati lagi dalam berstatemen, terutama yang terkait dengan janji-janji atau kebijakan strategis yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Tidak ada salahnya kalau kepala-kepala dinas terkait atau Pak Sekda yang lebih banyak berbicara, terutama kalau dalam penyampaiannya itu membutuhkan data-data teknis yang detail.” ujarnya.

“Bupati itu orang nomor satu di Kabupaten. Kehati-hatian dalam berstatemen adalah fardhu ‘ain bagi seorang Bupati. Sekali Bupati salah dalam berstatemen, maka tidak ada satupun yang bisa membela maupun memperbaikinya. Sebab, Bupati adalah benteng terakhir, sudah tidak ada lagi yang bisa mem-back up-nya” terang Sekretaris partai PKB ini kepada xposfile.

Pernyataan bernada kecewa juga muncul dari salah satu ketua partai pengusung. Gus Mamak, Ketua Partai PPP dalam pesan whatsApp nya kepada Xposfile juga menyebutkan, “Pola komunikasinya biasa-biasa saja dan masih belum tercermin apa yang jadi jargon ketika Pilkada waktu itu yaitu Sinergi kolaborasi dan akselerasi” ujarnya.

Yang memprihatinkan, respon Hendy terhadap persoalan rakyat dinilainya masih lemah.

“Kelemahannya agak lamban dalam menangani persoalan yang berkaitan dengan persoalan rakyat Jember. Seperti masalah pupuk dan perbaikan Jalan infrastruktur, walaupun sudah ada anggaran tahun jamak atau multi years. Sehingga masyarakat mempertanyakan, dimana slogan Bupati ketika kampanye dulu yang akan mewujudkan Sinergi kolaborasi dan akselerasi ? Karena kenyataannya, masih banyak jalan-jalan rusak yang belum diperbaiki di pelosok-pelosok desa di Kabupaten Jember” tegasnya.

Lebih jauh Gus Mamak mengingatkan tentang hubungan antara bupati kepada wakil bupati, terhadap relawan dan partai pengusung.

“Bahwa kemenangan pada waktu Pilkada itu adalah hasil kerja keras dari semua pihak yang ikut mendukung yaitu dari unsur relawan dan parpol pengusung, termasuk juga hasil kerja bersama pasangan calon bupati dan wakil bupati. Karena itu, kebersamaan ini harus dijaga minimal sampai satu periode ini berakhir” sambungnya.

Agar bisa mewujudkan jargon Sinergi kolaborasi dan akselerasi, Gus Mamak berharap kepada Hendy sebagai bupati, agar kedepannya bisa semakin meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak 

“Saya ingin mengutip apa yang pernah disampaikan Soekarno tentang JAS MERAH ( jangan sekali-sekali Melupakan sejarah). Juga JAS HIJAU ( jangan sekali-sekali hilangkan jasa ulama). Dan jangan lupakan relawan dan juga parpol pengusung yang sudah membantu pada waktu Pilkada lalu” harapnya.

“Karena kebersamaan ini harus tetap dijaga untuk mewujudkan Jember yang lebih baik. Yang Wis Wayahe Keren, bukan Wis Wayahe Kere (tanpa N)” sindirnya.

HENGKANGNYA RELAWAN PENDUKUNG

Hubungan Hendy dengan tokoh partai pengusung, relawan dan tokoh-tokoh pendukungnya, terlihat sama sekali tidak sedang baik baik saja. Bahkan, sebelum publik mengetahui hengkangnya beberapa tokoh relawan pendukungnya, sebelumnya juga telah santer terdengar tentang rumor tidak harmonisnya hubungan Bupati dan Wakil Bupati. Meski terhadap rumor tersebut, Hendy maupun Gus Firjaun sama-sama berupaya menepisnya melalui acara-acara seremonial, namun kasak-kusuk ketidak harmonisan itu masih saja terus terdengar dari banyak pihak yang diketahui punya kedekatan dengan keduanya.

Catatan xposfile, belum genap setahun Hendy memimpin Jember, beberapa tokoh pendukung utama pasangan calon bernomor 02 di pilkada lalu, sudah tidak lagi terlihat mesra. Satu demi satu para pendukungnya mendeklarasikan diri sebagai oposan. Yang paling awal dan vulgar menyatakan mufaroqoh, adalah kelompok Gus Baiquni, seorang tokoh pesantren yang sebelumnya diketahui begitu all out dalam proses pemenangan Hendy – Gus Firjaun.

Fenomena hengkangnya banyak tokoh tokoh pendukung utama kemenangan Hendy ini naga-naganya seperti kata pepatah, Anak Dipangku Dilepaskan, Beruk Dirimba Disusukan.

Seperti juga kesimpulan Gus Saif terhadap Hendy, “sosok yg lebih siap kontra dengan pendukung, tapi aman dengan keluarga”

Baca juga tulisan sebelumnya :

  1. https://www.xposfile.com/setahun-pemerintahan-hendy-ternyata-durung-wayahe-keren/
  2. https://www.xposfile.com/setahun-pemerintahan-hendy-birokrasi-masih-carut-marut/

Oleh : Kustiono Musri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.