Xposfile – Jember
Persoalan butuh tidaknya persetujuan warga terkait pendirian Tower Provider di Perumahan Istana Tidar Kecamatan Sumbersari sedikit memanas, pasalnya Thoyib salah seorang karyawan Provider mengaku jika dirinya tidak pernah mengatakan bahwa pihaknya tidak butuh warga.
Thoyib yang sebelumnya tidak memberikan klarifikasi terkait persoalan keluhan warga terkait etika perusahaan provider dalam membangun tower di sekitar perumahan Istana Tidar akhirnya buka-bukaan kepada Xposefile Sabtu siang 22/8/2020.
Melalui saluran telepon, ia menyatakan bahwa belum pernah ia memberikan pernyataan kepada warga khususnya Adam bahwa ia tidak membutuhkan warga. Selama ini dirinya selalu terbuka dengan memberikan nomer HP nya kepada Ketua RT setempat untuk disharekan kepada warga.
” Saya sengaja bagikan nomer saya agar bisa diakses warga jika sewaktu- waktu membutuhkan sosialisasi dari saya,”ungkapnya.
Bahkan ia mengaku sudah ada beberapa warga yang mengkontak dirinya untuk meminta klarifikasi. Hal ini ia lakukan dengan pertimbangan efisien waktu dan jarak sebab ia di luar kota.
” Justru saya tahu kalau pihak provider ramai dibicarakan warga sekitar dianggap tidak butuh warga dari Adam,”tuturnya.
Itupun lanjut Thoyib disampaikan Adam setelah mendengar dari ketua RT dilingkungan Perumahan Tidar bernama Eko yang menyatakan tidak perlu minta persetujuan warga.
Sementara itu Adam sendiri saat dikonfirmasi melalui Hp mengaku jika dirinya mendengar pembicaraan tersebut saat menghubungi Thoyib meski dengan versi berbeda.
” Saya tidak perlu bersosialisasi ke warga karena tidak ada warga yang berdampak,”terangnya.
Pernyataan Adam dibenarkan oleh Rizal, salah seorang warga yang rumahnya berdekatan dengan pendirian tower tersebut.
Saat dikonfirmasi melalui Hp ia mengaku jika ia pernah berkomunikasi dengan pihak provider yang menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi provider untuk berkoordinasi dengan warga.
” Dasar apa yang mengharuskan provider minta persetujuan warga karena tower tidak berdampak langsung kepada warga,”paparnya.
Dari pernyataan itulah menurut Rizal yang menjadi ganjalan bagi warga.
Pembangunan tower itu sendiri dibangun dengan ketinggian kurang lebih 20 meter diatas gedung milik kampus IKIP PGRI yang berdekatan dengan perumahan warga.
Hingga kini menurut pengakuan beberapa penghuni perumahan Istana Tidar, tidak ada warga yang secara langsung mendapat sosialisasi dari pihak provider. Sebab semuanya sudah melalui ketua RT .
Hal inilah yang menjadi cikal bakal persoalan kegalauan warga dilokasi pendirian Tower. Bahkan muncul sedikit rasa tidak percaya terhadap pihak-pihak terkait dilingkungan mereka.
Padahal seperti pemberitaan sebelumnya bahwa warga tidak ada keinginan untuk menuntut sepeserpun kompensasi dari perusahaan provider. Warga hanya menginginkan pihak provider turun memberi sosialisasi kepada warga agar tidak muncul rasa saling curiga diantara penghuni perumahan. (*)
Reporter : Uki Wahyu Saputra