Jember, Xposfile – Badai pandemi Covid kali ini seharusnya bisa menjadi cermin terhadap bagaimana sikap kita semua bangsa Indonesia, terutama warga Jember. Baik sebagai warga biasa, sebagai aktivis, politisi maupun yang sedang menjadi abdi negara, semua wajib kembali kepadaNYA.

Bahwa tidak ada kekuatan selain kekuatanNYA. Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan NYA. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu melawan kehendakNYA.

Siapa yang bisa menyangkal kalau ilmu kesehatan di zaman ini sudah berkembang sedemikian pesatnya ? Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan seolah telah melompat sangat jauh. Hari ini, dipastikan jauh lebih canggih dan modern dibanding sekian dasawarsa sebelum ini. Namun, siapa yang bisa menyangkal, bahwa di tengah kecanggihan dan kehebatan ahli-ahli kesehatan, ditambah lagi dengan semakin banyaknya ahli-ahli gizi di sekitar kita, ternyata semuanya harus mengakui hasil akhirnya adalah kehendakNYA.

Begitupun dalam menghadapi pandemi Covid-19. Triliunan rupiah telah digelontorkan pemerintah untuk mengatasi pandemi, namun faktanya, semakin sering kita mendengar kabar duka tentang matinya orang-orang tercinta disekitar kita.

Kalau kita lebih mengedepankan logika, maka kita akan semakin terjebak dengan pikiran berandai-andai. Seandainya, begini, bisa jadi hasilnya akan begitu.

Pertanyaannya. Mampukah segala upaya manusia itu bisa merubah takdir kematian seseorang ?  Andai triliunan rupiah uang rakyat itu tepat sasaran dan sama sekali tidak dikorupsi, benarkah si Fulan tidak jatuh sakit lalu mati ?

Andai Presiden, Gubernur atau Bupati menjalankan skenario penanganan pandemi Covid-19 persis seperti yang anda dan kita inginkan, benarkah cara dan upaya itu bisa menyelamatkan orang-orang terkasih ? Tidak ada yang bisa menjamin.

Lalu, masihkah dalam suasana “perang” melawan pandemi ini kita berebut paling benar dan kemudian dengan begitu mudahnya menuduh berbagai pihak SALAH menangani pandemi ini ? Padahal kebenaran itu hanya milikNYA ?

Pertanyaan berikutnya, apa kita harus diam dan menyerah apa kata nasib ? Jawabnya jelas tidak. Itu menyalahi kodrat manusia. menyalahi perintahNYA.

Pandemi ini seharusnya bisa menjadi hikmah agar kita semua semakin ingat tentang keMaha-anNYA dan diharapkan dari situ bisa menjadikan kita lebih taat kepada ajaranNYA.

Momen menyulitkan ini seharusnya bisa mengingatkan kita semua terhadap ajaranNYA yang menyebutkan, Sebaik baik Manusia adalah Manusia Yang Bermanfaat Bagi Banyak Manusia Lainnya.

Mencari-cari kesalahan siapa faktor penyebab pandemi tak berkesudahan ini, hanya akan menjadikan kita semakin jauh dari meyakini keMahaanNYA, semakin jauh dari HikmahNYA.

Mengutip kalimat Ketua DPC PKB Jember dalam sebuah berita yang dirilis beritajatim.com, Ayub Junaidi mengingatkan kepada semua, bahwa situasi hari ini sangat membutuhkan kebersamaan.

“Tidak bisa selesai tanpa ada gotong royong dan kebersamaan. Jember hari ini tidak baik-baik saja, butuh kebersamaan untuk mengatasi situasi darurat ini. Tanpa kebersamaan, kita tidak bisa melewati situasi pandemi yang memuncak,” katanya.

“Kalau ada yang membandingkan Jember hari ini dengan setahun lalu, pasti berbeda. Situasinya tidak apple-to-apple,” sambungnya

Tahun kemarin, menurut Ayub, belum ada varian virus Delta. “Hari ini ada varian Delta, dan kejadian itu bukan hanya di Jember, tapi di seluruh Indonesia. Pandemi Covid sampai level puncak,” katanya.

Artinya, pandemi ini bukan saat yang tepat untuk melakukan manuver politik, apalagi sekedar berpikir sempit demi egoisme kepentingan kelompok masing-masing, namun, ini harus menjadi peluang istimewa bagi kita warga Jember untuk menumbuhkan semangat gotong royong warisan leluhur.

Sebagai warga biasa yang hanya bisa menulis, aku hanya ingin mengajak kepada semuanya. Mari bersama sama gaungkan semangat gotong royong antar sesama dalam  menghadapi pandemi ini. Kita mulai dari lingkungan terkecil. Soal hasilnya bagaimana, kita serahkan semua kepada sang Maha Menentukan. Ini adalah momen terbaik yang belum tentu kita temui sepanjang hidup kita. Ayo manfaatkan untuk berlomba-lomba menjalankan ajaranNYA menjadi sebaik-baik manusia.

Menyitir dawuhnya Gus Saif “Hari ini, Apa yang sudah anda lakukan untuk saudara anda ?”

Semoga kita dihindarkan dari pikiran Egois dan dimudahkan untuk selalu bisa berfikir dan berbuat demi banyak orang.

Al – Fatichah…….aamiin.

Oleh Kustiono Musri

2 thoughts on “Jember Tidak Sedang Baik-Baik Saja. Butuh Kebersamaan Mengatasi Situasi Darurat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back To Top