Jember – Selesai sudah tahapan Pilkada 2020 dengan segala pernak-pernik disetiap tahapannya, selesai juga gerakan B3 (Butuh Bupati Baru), GRJ (Gerakan Reformasi Jember) dan elemen-elemen lainnya dari kelompok masyarakat yang menginginkan perubahan terhadap rezym Faida yang terkesan angkuh, kaku dan otoriter.
Sejarah akan mencatat, prosesi serah terima Bupati Jember dari PLH Hadi Sulistyo kepada Bupati Hasil Pilkada 2020 yang penuh dengan cerita emosional masing-masing, menjadi terasa istimewa dengan hadirnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di gedung DPRD Jember Selasa pagi 2/3/2020.
Suasana yang sepertinya sudah terlalu lama tak pernah terlihat di Jember era Bupati Faida. Keakraban Bupati, Wakil Bupati dan jajarannya dengan anggota DPRD terjadi mengalir begitu saja. Bahkan, Gubernur Khofifahpun berkenan bermalam di Pendopo Kabupaten Jember kemarin malam. Kejadian yang menambah rasa istimewa prosesi pergantian Bupati Jember kali ini. Padahal sebelumnya, jangankan bermalam, ketika beberapa kali melakukan kunjungan ke Jember beberapa bulan lalu, Khofifah malah sama sekali tidak berkenan menginjakkan kakinya di Pendopo Wahya Wibawa Graha yang sedang dihuni oleh Faida.
Skenario Tuhan benar-benar sempurna merencanakan kejadian ini. Sebelumnya, tidak pernah terlintas dibenak siapapun, ditengah kegaduhan dan kekacauan politik di Jember, prosesi kepemimpinan ini akan berjalan sempurna seperti ini. Hanya karena ada penundaan pelantikan yang diinginkan Mendagri dengan beberapa alasan teknis, maka berikutnya dibutuhkan sosok penerus jalannya roda pemerintahan dari Bupati dan Wakil Bupati yang telah habis masa bhaktinya per 17 Februari lalu.
Ditengah pertarungan pemikiran dan kepentingan tentang Sekda siapa yang akan ditunjuk Gubernur menjadi PLH sesuai peraturan dan instruksi Mendagri, tiba-tiba saja muncul nama Hadi Sulistyo dari Pemerintah Propinsi sebagai PLH Bupati Jember untuk mengantar transisi kepemimpinan di Jember.
Hadi Sulistyo yang asli arek Jember, adalah putra seorang Camat zaman Bupati Abdul Hadi. Bupati dari miiiliter berpangkat Kolonel yang legendaris dizaman orde baru yang militeristik itu, terbukti mampu mengangkat Jember menjadi Kabupaten terdepan di Jawa Timur. Kala itu, Jember menjadi kota paling ramai dan modern ketiga di Jatim dibawah Surabaya dan Malang. Bupati Abdul Hadi lah yang membangun Gedung Pemkab Jember berbentuk Garuda Pancasila, Masjid Al Baitul Amin, bangunan berlantai dua Pasar Tanjung, dan double way pertama di Jember yang lengkap dengan lampu mercurynya, yakni dari pertigaan Cokro sampai Patung Kaliwates yang sampai hari ini semua peninggalannya 50an tahun lalu masih tetap berdiri gagah dan masih bermanfaat.
Nama Hadi didepan Sulistyo, belakangan diketahui ternyata adalah pemberian dari Bupati Abdul Hadi kepada Hadi Sulistyo kecil. Nama asli pemberian orang tua kandungnya sebenarnya hanya Sulistyo saja. Entah mengapa kala itu Abdul Hadi meminta untuk menambahi nama Hadi didepan Sulistyo kepada orang tua Hadi. Baru sekaranglah benang merah skenario Tuhan bisa kita rasakan.
Sesingkat apapun Hadi Sulistyo menjabat Bupati Jember, meski dengan label PLH sekalipun, catatan sejarah tak akan pernah terhapus, bahwa “anak angkat” Bupati Abdul Hadi bernama Hadi Sulistyo lah yang terbukti mampu menyelesaikan dualisme birokrasi yang merusak tatanan dan membingungkan dan pastinya merugikan banyak pihak beberapa bulan yang lalu.
Sepertinya almarhum Bupati Abdul Hadi di alam sana tidak terima Kabupaten Jember yang dibangunnya dengan susah payah bertahun-tahun lalu, kemudian hancur begitu saja diporak porandakan pemimpin Jember hanya dalam waktu 5 tahun. Berkat do’a masyarkat Jember, beliau seolah hadir kembali memimpin melalui ‘anak angkat” nya Hadi Sulistyo.
Backup Gubernur dan pejabat-pejabat Pemerintah Provinsi kepada Hadi terlihat begitu total, bahkan saat Hadi melakukan prosesi pengarahan didepan semua pejabat Pemkab Jember, ia didampingi 12 Kepala OPD Provinsi. Backup seperti itu mustahil bisa didapatkan oleh selain Hadi Sulistyo. Hanya dalam hitungan hari, Hadi Sulistyo mampu menundukkan semua ASN di Jember untuk kembali tunduk dan patuh terhadap UU dan peraturan yang berlaku di NKRI dengan berpedoman pada surat Gubernur 15 Januari 2021.
Ndilalah, makin sempurna skenario sang Maha, ternyata Hadi Sulistyo adalah kawan sekolah Bupati Terpilih Hendy Siswanto di SD Sawahan. Inisialnya persis sama HS. Maka, keakraban komunikasi Plh Bupati tunjukan Gubernur sebagai pemegang estafet pemerintahan pasca Faida dengan Bupati Terpilih produk pilkada Hendy Siswanto tak lagi membutuhkan proses yang berbelit belit, begitu natural dan mengalir begitu saja, komunikasi terjalin lancar dan akrab diluar prediksi pakar manapun.
Dari sisi garis ulama pun, pilihan Hendy Siswanto kepada M.Balya Firjaun Barlaman yang cucu Kyai Mohammad Shiddiq dan putra KH.Acmad Shidiq untuk mendampinginya dalam pencalonan sebagai Bupati dan Wakil Bupati, awalnya tidak pernah terprediksi oleh politisi manapun. Bahkan sebelumnya, Gus Firjaun diketahui secara luas oleh publik Jember telah menyatakan tidak bersedia untuk maju dalam Pilkada. Hendy pun mengaku berkali-kali melamar Gus Firjaun. Entah mengapa, kemudian banyak tokoh-tokoh ulama level Provinsi tiba-tiba saja mendorong Gus Firjaun untuk bersedia mendampingi Hendy untuk maju sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati melawan petahana dimasa akhir pendaftaran calon di KPUD Jember.
Tidak ada hal yang tidak mungkin ketika Tuhan telah berkehendak, akhirnya semua mengetahui, apapun analisanya, fakta menyebutkan Hendy dan Gus Firjaun berhasil memenangi Pilkada secara mutlak. Tak ada ruang untuk menggugat ke MK.
Saya meyaqini, berkat doa masyarakat Jember, para leluhur-leluhur masyarakat Jember tidak rela Jember terjerumus dalam kehancuran. Almarhum Mbah Shiddiq, almarhum Kyai Achmad Shiddiq dan almarhum Bupati Abdul Hadi serta almarhum tokoh-tokoh Jember lainya yang telah dikenal berjasa membangun Jember sepertinya telah menitis kepada pemimpin-pemimpin Jember demi menyelamatkan Jember.
Terimakasih kepada Bapak Hadi Sulistyo, tulisan ini khusus saya persembahkan kepada masyarakat Jember sebagai “prasasti kehadiran dan keberhasilan anda menyelesaikan kegaduhan di Jember” bersama almarhum Bapak Bupati Abdul Hadi serta almarhum/almarhumah tokoh-tokoh lainnya yang telah berjasa besar membangun Kabupaten Jember tercinta, agar bisa menjadi catatan sejarah sampai akhir zaman nanti.
Terimakasih juga kepada Cak Kaji Hendy Siswanto dan Gus Firjaun, semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat terhadap semangat luhur para leluhur untuk melayani sepenuh hati kepentingan rakyat Jember dan membangun Kabupaten Jember tercinta menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Al Fatihah………….Aamiin.
Oleh : Kustiono Musri