Wes Wayahe Rakyat Jember Dilayani Pelayan Profesional
Celoteh Redaksi.
Sehari setelah diketahui hasil Pilkada, banyak info ber-seliweran, baik melalui Facebook maupun WhatsApp. Banyak yang hoax dan tidak berdasar, namun banyak juga diantaranya yang benar.
Yang menarik, beredarnya info yang berisi daftar nama pejabat-pejabat yang diduga ikut ikutan berpolitik dengan menggalang dukungan kepada salah satu paslon yang kalah dan ditengarai sedang berebut menghadap kepada sang pemenang.
Sebagai ASN, sebenarnya mereka dilarang keras oleh Undang Undang untuk berpolitik dengan dukung mendukung seperti itu. Seharusnya mereka wajib netral sejak tahapan Pilkada dimulai dan sampai kapanpun. Karena kalau perbuatan mereka terbongkar, sanksinya cukup berat. Taruhannya adalah karier mereka. Lebih lebih kalau yang didukungnya kalah, maka proses turunnya sanksi dan ancaman Non Job atau “dikotak” dipastikan akan segera mereka terima. Lalu, yang bisa mereka lakukan, hanya bisa bersabar menjalani nasib ditempat “kering” sambil menunggu momen pilkada berikutnya untuk bisa keluar dari kotak menakutkan itu.
Sebaliknya, kalau tidak terbongkar, maka peluang mendapat jabatan “basah” akan lebih terbuka lebar bagi mereka. Namun, itu hanya berlaku bagi mereka yang sejak awal mendukung paslon pemenang.
Tragisnya, seperti telah menjadi rahasia publik, disetiap pergantian rezim manapun, lazimnya akan diikuti dengan pergantian gerbong pejabat pejabat yang dinilai telah membantu kemenangan sang rezim baru.
Bagi pemenang, hal itu sepertinya sangat manusiawi, rezim baru pastinya akan lebih memperhatikan orang-orang seperti itu. Terlepas soal mekanisme kepegawaian dan macam-macam aturan yang ada, namun secara psikologis, sang pemenang dipastikan akan terjebak kepada balas jasa atas “perjuangan” pejabat itu (yang sebenarnya telah diharamkan oleh undang-undang). Dan sepertinya sudah menjadi salah kaprah, publikpun akan mentolerir hal yang sebenarnya merusak sistem dan jenjang karier ASN yang telah diatur UU.
Maka, pertarungan sebenarnya yang penuh intrik, hasutan dan kalau perlu dengan jurus menjilat diantara pejabat pejabat itu, praktis akan dimulai sejak diketahui pemenang pesta demokrasi. Mereka akan berlomba-lomba memproklamirkan bahwa dirinyalah yang paling hebat dan paling heroik mendukung sang pemenang.
Berlindung dibalik prinsip loyalitas penuh kepada pemimpin, tanpa rasa malu atau risih sedikitpun, apalagi mengingat tentang ancaman undang-undang, mereka akan rela antri berjam jam hanya sekedar untuk bersalaman dan mengucapkan selamat sambil mencuri kesempatan untuk membisikkan sesuatu yang diyakininya mampu memukau sang pemenang. Pertarungan “mencari muka” didepan Bupati Baru itu tidak hanya terjadi antar kelompok yang mendukung vs yang tidak mendukung, namun juga akan terjadi antar sesama jenis diantara mereka.
Berbagai cara dan upaya mereka lakukan demi mencapai tujuan. Maka rumus berikutnya, muncullah peluang emas yang menjanjikan “kemewahan materi” bagi orang-orang yang secara fisik terlihat punya kedekatan dengan Bupati Baru. Mulai dari Tim Sukses, keluarga dekat, sampai pada pembantu dan tukang kebunpun tak akan luput dari pendekatan para ASN gila jabatan itu.
“Profesi Makelar Jabatan” pun cepat atau lambat akan tercipta dengan sendirinya demi memenuhi kebutuhan para pejabat yang membutuhkan bantuan mencari pintu masuk mendekati Bupati Baru.
Wahai Pemimpin Baru…..
Sampai kapankah lingkaran setan ini akan berakhir ?
Semoga anda diberi kekuatan untuk memutus mata rantai lingkaran setan ini, agar semua pejabat ASN bisa benar-benar netral di pemilu-pemilu berikutnya. Agar pejabat pejabat itu benar-benar menjadi pelayan rakyat yang profesional sesuai dengan yang di-inginkan rakyat melalui peraturan dan perundangan, dan tidak hanya menjadi pelayan Nafsu Kekuasaan Penguasa seperti yang terjadi selama ini.
Dan tak kalah pentingnya, semoga anda diberi kekuatan agar kebijakan anda nantinya tidak akan melahirkan profesi makelar-makelar jabatan dan makelar-makelar proyek yang ujung-ujungnya akan merusak niat baik mbenahi Jember.
Wes Wayahe Benahi Jember
Wes Wayahe Benahi Birokrasi Jember
Wes Wayahe Jember Bebas dari Makelar Jabatan dan Makelar Proyek
Wes Wayahe Rakyat Jember Dilayani Pelayan Profesional