Jember – Xposfile.com – Bupati Hendy Siswanto benar-benar total mendukung dan sekaligus meng-apresiasi prestasi anak-anaknya. Selain ikut hadir bersama istri untuk menyaksikan penampilan Linkrafin di malam puncak even Kemenparekraf di Jakarta kemarin, Bupati secara resmi juga mengadakan acara ceremonial resmi dalam menerima kehadiran rombongan juara tersebut di Pendopo Bupati Jember, Pendopo Wahyawibawa Graha.
“Di Linkrafin itu semuanya ada, permainan semua jenis musik ada, tariannya ada, koreografinya juga ada, lengkap,” ujar Bupati Jember, H Hendy Siswanto dalam pidato penyambutan Linkrafin pada Rabu pagi (26/5/2021).
Menurut Hendy, Keberhasilan Linkrafin itu membuktikan bahwa karya seni musik dan lagu arek-arek Jember telah diakui secara nasional bahkan internasional. Bahkan Menparekraf Sandiaga Uno pun memuji lagu Jember Nusantara yang dibawakan dalam lomba tersebut layak dibawakan pada kancah manca negara.
“Bukan hanya kita yang ingin menjadi juara, tentunya seluruh Indonesiapun ingin menjadi juara,” katanya.
”Dan saya sangat yakin, dengan tampilan yang kita lihat bersama, Indonesia melihat itu, dunia melihat itu. Sesuai Pak Menteri Sandi (Menparekraf) menyampaikan, bahwa ini diliput oleh dunia di ikatan pariwisata dunia,” sambung Bupati.
Baca : Jember Nusantara Kibarkan Jember di Level Nasional
Keberhasilan Linkrafin menyabet gelar juara Utama dan Juara Favorit dievent perdana Kemenparekraf dengan menyisihkan 260 group musik dari seluruh pelosok negeri, selain mendapatkan pujian dari banyak pihak, namun ternyata juga mendapat “cibiran” dari segelintir pihak.
Pasalnya, Linkrafin adalah komunitas anak muda kreatif yang lahir dari orang-orang yang kebetulan saat ini sedang berada di lingkaran kekuasaan. Mereka lahir dari keluarga besar Hendy Siswanto yang sejak 27 Februari yang lalu resmi dilantik sebagai Bupati Jember. Padahal, jauh sebelum Hendy Siswanto menjadi Bupati Jember, komunitas ini sebenarnya sudah beraktifitas dan berkarya dibidangnya.
Namun setidaknya, dari pengakuan Ketua Harian Linkrafin sekaligus Sutradara lagu Jember Nusantara, Bobby Rahardyan, cibiran dari segelintir orang tersebut akan tertepis dengan sendirinya. Bahwa Linkrafin terbentuk sejak 2019. Artinya, jauh sebelum Hendy Siswanto menjadi Bupati Jember per Februari 2021.
“Kalau gerakannya dimulai sejak tahun 2019. Inisiatornya, foundernya mas Yudho Ardiansyah (menantu Hendy Siswanto) dan saya. Kami berdua sejak 2019 itu door to door untuk keliling ketemu teman-teman konten kreator untuk kolaborasi. Kan medium sudah gratis, ada You Tube dan lain-lain, mau kolaborasi bikin musik, video klip dan sebagainya” jelasnya pada xposfile rabu pagi 25/5/2021.
Sampai akhirnya, lanjut Boby, tahun 2021 kita menemukan formulasi, yaitu harus dibuat semacam perkumpulan komunitas. Isinya tidak hanya perorangan tapi kelompok-kelompok. “ Jadi wadah secara kolektif, Mas. Terbentuklah Linkrafin” sambungnya..
Terhadap tudingan memanfaatkan kesempatan alias aji mumpung, Boby dengan enteng menjawab :
“Silahkan beropini apa saja, tapi yang pasti kesempatan yang kami dapatkan, kami iringi dengan kepantasan. Kami bisa mempersembahkan dua juara, bukanlah ini capaian yang pantas,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjutnya bercerita, teman-teman di Linkrafin juga tak menyangka akan seperti ini. Respons dari masyarakat juga besar dan dapat atensi penuh dari bupati. Ini menambah semangatnya kawan-kawan. “ Ini menjadi bukti bahwa kesenian itu kalau diberi ruang, ya menemukan titik terang untuk berprestasi ” yakinnya.
Boby mengaku tidak ingin membentuk komunitas, yang orientasinya hanya kumpul-kumpul atau sesuatu yang bersifat kepentingan pribadi.
“ Tahun 2019 itu kan kita keliling dulu, uji mental dulu. Ternyata kesimpulannya harus berkarya bareng, karya kolektif. Jadi teman-teman Linkratif orientasinya harus karya ” simpulnya.
Banyaknya pemain musik di Jember baik yang modern maupun tradisional, menginspirasi Boby dkk menciptakan Lagu Jember Nusantara dengan mengangkat persahabatan bunyi. “Artinya, instrumennya banyak” ujarnya.
Tapi yang paling utama, base line dari lagu Jember Nusantara adalah musik patrol. Sebuah musik khas Jember. Sedang instrumen lain seperti seruling Kasunda dengan notasi Sunda dan unsur gamelan juga ada. Semuanya ada di situ.
“Yaa, semangatnya adalah kerukunan, persatuan dan kesatuan yang diaktualisasikan dalam musik. Musik ‘kan bisa diterima oleh siapa saja” sambungnya dengan sesekali terlihat mengatur anggotanya di acara ceremonial penyambutan Linkrafin di Pendopo Bupati oleh Bupati pagi itu..
Masih menurut Boby, lagu Jember Nusantara diciptakan secara gotong-royong bersama-sama. “Bareng-bareng, Mas. Ada 6 orang yang terlibat. Ada Mas Willy Juno, Mas Yudho Adriansyah, saya sendiri, ada Mas Yeyen, Mas Iput, dan Mas Kelik” urainya.
Banyaknya respons positif dari banyak elemen masyarakat menjadi semangat bagi kelompoknya. Dan itu membuat tekat mereka semakin membara untuk menjaga tensinya agar tidak menurun, biar api semangatnya tidak padam.
“Terus terang, meski kami (dituduh menggunakan) aji mumpung, memanfaatkan kesempatan, tapi itu tidak masalah bagi kami. Kami bertekad untuk ‘membalas’ kesempatan itu dengan kepantasan” tegasnya.
Mereka boleh dan sangat berhak untuk berbangga, bahwa kesempatan yang mereka dapatkan untuk berkarya sekaligus mendapatkan dukungan penuh dari Bupati dan masyarakat Jember, mereka jawab dengan prestasi membanggakan tidak hanya bagi mereka, namun bagi masyarakat Jember, Jawa Timur bahkan masyarakat Indonesia.
“Itu kami iringi dengan kepantasan, yaitu membawa piala double champion” pungkasnya.
Sementara itu, Founder/Ketua Umum Linkrafin, menantu Bupati Haji Hendy, Yudho Ardiansyah yang selama ini lebih dikenal sebagai salah satu EO handal di Jember, mengaku sangat bersyukur bahwa Jember memiliki kekayaan seni, budaya, dan etnis. Itulah yang mengilhami dirinya dan tim Linkrafin untuk menciptakan lagu Jember Nusantara dengan mengakomodasi kekayaan seni dan budaya Jember.
Di lagu tersebut, tidak hanya lirik, tapi musiknya juga mencerminkan kekayaan khasanah budaya Jember. Di antaranya ada kidung madura, macapat, sinden, musik patrol dan sebagainya. Semuanya terakomodasi dalam lagu berdurasi 5,04 menit itu.
“Itu yang menjadi kekuatan lagu Jember Nusantara,” jelas Yudho, sosok figur dibelakang layar yang berhasil mendatangkan almarhum Didi Kempot di JackLoth Baratan beberapa waktu lalu.
Menurut pria brewok berperawakan tinggi besar itu, misi terpenting dari lagu tersebut adalah sebuah pesan perdamaian dan kerukunan. Bahwa Jember adalah miniatur nusantara, yang meski dihuni oleh beragam etnis dan budaya tapi suasananya sejuk dan damai namun dinamis.

“Pesannya jelas, yaitu ajakan agar harmoni jalan terus. Itu tergambar di lagu Jember Nusantara dan koreografinya,” unkapnya.
Yudho menambahkan, tim Linkrafin terdiri dari 28 musisi, dua koreografer, dan dua perancang busana. Namun karena terkendala pembatasan oleh Panitia Kemenparekraf akibat wabah Covid-19, maka yang boleh berangkat ke Jakarta untuk membawakan lagu Jember Nusantara hanya 5 personel,
“Tapi alhamdulillah, kita menang. Dan kami ucapkan terima kasih kepada bapak Bupati yang telah memberikan dukungannya kepada tim Linkrafin,” pungkasnya
Pewarta : Kustiono Musri
Sumber : Humas Media Centre PWJ Asyik