Jember, Xposfile – Masa pandemi yang terjadi dari awal tahun 2020 hingga saat ini berpengaruh pada dunia pendidikan. Sudah lebih setahun terakhir sekolah tatap muka dihentikan diganti dengan metode home schooling, pendidikan di rumah dengan sistem daring (dalam jejaring) atau online.

Namun berbeda di lingkungan pondok pesantren. Pendidikan di pondok pesantren tetap berjalan, pendidikan umumnya juga tetap tidak dihentikan. Alasannya siswa-siswi sekolah atau madrasah berasal dari para santri yang terlokalisir dan tidak banyak berinteraksi dengan pihak luar. Sehingga aman dari paparan virus Covid-19.

Salah satu madrasah yang tetap menggelar pendidikan tatap muka adalah MTs dan MA yang dinaungi Yayasan ASHRI (Ashiddiqi Putri) yang berada di lingkungan Ponpes ASHRI Telengsari, Kecamatan Kaliwates, Jember.

Para siswi dari MTs dan MA ASHRI ternyata masih bisa berprestasi di tengah masa wabah atau pandemi saat ini. Para siswi tersebut berprestasi di ajang-ajang kompetisi tingkat lokal kabupaten bahkan level propinsi.

Sebagai contoh ada tiga siswi MA yang menyabet juara dalam ajang lomba mata pelajaran dalam Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang digelar oleh Kementrian Agama Kabupaten Jember pada hari Sabtu,(21/8/2021). Ketiga siswi tersebut atas nama Yuni Rifkihatin juara pertama Matematika, Safina Faizannaja juara pertama Ekonomi dan Firda Dwi D juara dua pelajaran Geografi.

Sedangkan untuk siswi MTs mereka berprestasi dalam lomba pidato pada kompetisi Bahana Muharom Remas Al Baitul Amien tingkat Kabupaten Jember. Untuk juara lomba pidato bahasa Arab disabet oleh Mahya Nafas Royyan dan lomba berbahasa Indonesia di sabet Ananda Rofiatus Sani.

Kepala MTs Nurul Hayati, prestasi yang diraih para siswi tersebut karena tidak asing dengan bahasa arab. Pasalnya di MTs selain ada mata pelajaran bahasa arab, mereka selama ini juga telah terbiasa mengaji kitab-kitab saat mondok di pesantren yang diasuh langsung oleh KH Ayyub Saiful Rizal atau akrab dipanggil Gus Saif.

“Selain karena disini diajarkan dalam mata pelajaran bahasa arab juga selalu menggunakannya saat belajar kitab di pondok,”kata Nurul.

“Selain itu disini juga ada kegiatan ekstra kulikuler pidato,”tambahnya.

Ada pula siswi MA yang berprestasi dalam lomba pidato tingkat propinsi yang digelar oleh Universitas Islam Negeri KH Ahmad Shiddiq (UINKHAS). Siswi berprestasi tersebut atas nama Kenis Afrik Rozana. Kenis menyabet juara pertama pidato bahasa arab.

Menurut Kenis yang ditemui saat jam istirahat pelajaran, dirinya berhasil merebut juara setelah mengalahkan saingan terberatnya dari berbagai kabupaten di Jember.”Sebetulnya sudah tidak begitu berharap juara tapi ternyata dapat informasi dari Ustadzah Sofi saya malah jadi juara pesaing terberatnya dari Banyuwangi,kata Kenis , Senin (30/8/2021).

Selain mendapatkan tropi dan uang pembinaan Kenis jika lulus nanti langsung diterima menjadi mahasiswa dan bea siswa dari UINKHAS selama kuliah.

Tidak hanya siswinya ternyata adalah seorang ustadzah atau guru disana yang menjadi juara saat MTQ atau Musabaqoh Tilawatil Quran tingkat Kabupaten Jember yang digelar awal Agustus lalu. Malihatus Syafiyah menyabet juara dalam cabang Qiro’ah Sab’ah Mulawwad Dewasa.

“Cabang Qiroah Sab’ah Mulawwad atau cabang ketujuh ini mempunyai tingkat kesulitan tersendiri, berbeda dengan cara qiroah atau membaca musaf quran pada umumnya. Alhamdulillah juara dan kemudian saya akan dikirim untuk mewakili kabupaten Jember dalam MTQ tingkat propinsi nanti,” kata Malihatus Syafiah.

Sementara itu Ketua Yayasan ASHRI Zidni Mubarok mengatakan prestasi yang diraih oleh para siswi tersebut tidak lepas dari bimbingan para guru atau ustadzah dan selalu dalam pengawasan langsung pengasuh ponpes Gus Saif.”Jadi kurikulum madrasah disini dalam pengawasan langsung pengasuh pondok pesantren (ASHRI), sehingga setiap kegiatan madrasah harus sinkron dengan pondok,” katanya.

“Sehingga di madrasah ASHRI banyak kegiatan-kegiatan dan pelatihan-pelatihan keagamaan yang dibantu di pondok termasuk pidato atau khitobah dan qiroahnya,” sambungnya.

Gus Zidni berharap semua pendidikan yang diperoleh di pondok dan madrasah diharapkan dapat menjadi bekal berdakwah santriwati maupun siswi saat lulus nanti.

Pewarta : Ribut Supriadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back To Top