Jember, Xposfile – Ketua DPC PPP Jember Madini Farouq atau yang lebih populer dengan panggilan Gus Mamak, menepis terjadinya aksi Walkout pada pelaksanaan Muscab PPP yang telah diklaim diikuti oleh 16 PAC kemarin.
“Jadi kemarin itu saya berada di dalam ruangan, mereka (16 DPC) saat memasuki persidangan yang terakhir yakni pemilihan formatur, ada yang interupsi kepada pimpinan sidang dari DPW. Mengeluhkan saat pembahasan LPJ, mereka tidak diberikan kesempatan untuk bicara,” kata Gus Mamak saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Senin (6/12/2021) pagi.
Menurutnya, 16 orang DPC yang mengklaim telah melakukan aksi WalkOut tersebut, saat sidang LPJ sebelumnya sudah berbicara dan menyampaikan pendapatnya.
“Lalu pimpinan sidang dari DPW menjawab bahwa ini sidang pemilihan formatur, LPJ sudah selesai di pleno sebelumnya. Sehingga tidak relevan jika di sidang pemilihan formatur masih membahas soal LPJ,” ulasnya.
Gus Mamak menilai aksi keluar ruangan oleh peserta sidang kemarin bukanlah sebuah aksi walkout.
“Karena mereka itu keluar ruangan tidak secara bersama-sama ataupun memberikan pernyataan apapun. Bahkan dikira mereka mau ke toilet atau merokok di luar,” ucapnya.
Sepengetahuannya, aksi walkout terhadap jalannya sebuah sidang seharusnya tidak hanya ditunjukkan dengan tindakan keluar dari ruang rapat.
“Karena saat itu, tidak ada pernyataan bahwa kami menyatakan tidak bisa melanjutkan persidangan karena sesuatu hal bla bla bla, sehingga kami menyatakan keluar dari persidangan, atau walkout, atau (menyampaikan pernyataan), kami menyatakan sikap tidak ikut apa yang jadi keputusan, atau tidak bertanggung jawab atas hasil rapat,” urainya..
Aksi keluar dari ruangan yang dilakukan mereka, lanjut Gus Mamak, lebih tepatnya disebut sebagai abstain.
“Atau dianggap tidak menggunakan hak suara. Bukan walkout istilahnya, karena tidak ada pernyataan (dari 16 DPC). Bahkan sampai terakhir (muscab akan ditutup), mereka (16 DPC) dipanggil 3 kali tidak ada (tidak kembali ke ruang rapat). Yang ada keluar ruangan satu persatu,” pungkasnya.
Senada dengan Gus Mamak, Ketua panitia muscab Haji Faeshol menyatakan bahwa 14 PAC keluar ruangan tanpa konfirmasi kepada panitia dan pimpinan sidang.
“Pimpinan sidang memanggil mereka sampai tiga kali untuk memasuki ruangan agar mengikuti prosesi pemilihan formatur. Namun tidak ada yang kembali. Sehingga oleh pimpinan sidang dianggap abstain,” ujar Faeshol melalui saluran telpon pada Minggu 6/12/2021..
“Tidak ada aksi walk out. Teman-teman PAC yang tidak menggunakan suara itu keluar ruangan tanpa statement apapun. Sehingga oleh pimpinan sidang dikira untuk keperluan lain seperti ke toilet atau ambil kopi,” papar Faeshol.
Lebih jauh Faeshol meminta kepada seluruh pihak untuk menghormati proses dan hasil muscab yang telah digelar sebagai bentuk tanggung jawab atas aturan partai. “Pesta pemilihan ini sudah selesai, selanjutnya ayo kembali kepada tugas masing-masing dan berperan sebagaimana mestinya demi kebesaran Partai,” pangkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pelaksanaan Musyawarah Cabang (Muscab) ke IX DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jember diwarnai aksi walkout yang dilakukan 16 Pengurus Anak Cabang (PAC) dengan cara keluar dari ruang rapat di aula Hotel Meotel Jember pada Minggu (5/12/2021) kemarin.
Baca : https://www.xposfile.com/walkout-16-pac-warnai-muscab-ppp/
Aksi walk out 16 pengurus anak cabang (PAC) partai berlambang ka’bah itu dilakukan karena merasa aspirasinya tidak bisa tersampaikan dan menganggap telah terjadi banyak pelanggaran selama kepengurusan yang dipimpin oleh Ketua Umum DPC PPP Jember Madini Farouq.
Sementara, sidang formatur yang dipimpin oleh Saiful Amin dan Jazuli dari DPW PPP Jawa Timur telah menetapkan bahwa jumlah suara yang bisa digunakan dari unsur Pengurus Anak Cabang berjumlah 31, dan satu suara unsur DPC.
“Satu suara dari unsur Banom tidak bisa digunakan karena terbentur SK,” ujar Saiful Amin saat menentukan jumlah suara yang pemilih.
Dari 32 suara yang diperebutkan untuk memilih tim formatur itu, kubu HM Madini Farouq memperoleh 18 suara. Sementara 14 suara dari unsur unsur PAC tidak digunakan hak pilihnya.
Pewarta : Kustiono Musri