Jember – Warga sekitar jalan Wijaya Kusuma (Stasiun Kereta Api) dan jalan Mawar kini bisa sedikit bernapas lega. Pasalnya, adanya pergantian Bupati Baru Haji Hendy Siswanto membuat harapan mereka selama lebih sepuluh tahun yang lalu agar akses jalan menuju jalan Wijaya Kusuma dari arah Sultan Agung yang tertutup sejak era Bupati MZA Djalal akan segera dibuka.
Wacana dibukanya akses jalan tersebut, dibenarkan oleh Plt Kepala Dinas Perhubungan Jember Siswanto saat diwawancarai sejumlah awak media usai melakukan rapat hearing bersama Komisi C DPRD Jember Senin lalu, 15/3/2021.
“(Wacana) itu juga kemarin sudah kami sampaikan, dan akan kita lakukan kajian. Saya kira penataannya hanya untuk memotong pulau-pulau agar ada akses ke Wijaya Kusuma” ujarnya
“Karena memang jalan itu selama ini mati, artinya eman, kita ini sekarang lagi butuh jalan, ini malah ada jalan yang seharusnya bisa langsung belok tapi malah ketutup. (Kalau seperti) ini kan sebetulnya aksesnya kurang begitu bagus. Maka, kita sudah siapkan konsep, mudah-mudahan bisa segera diputuskan oleh Bapak Bupati untuk dilaksanakan” urainya.
Diketahui sebelumnya, ditutupnya akses jalan tersebut terjadi saat pemerintahan Bupati MZA Djalal periode pertama 2005-2010 yang menjadikan jalan didepan masjid jamik AL Baitul Amin sebagai taman Sawit dan sekaligus lahan parkir, sehingga akses menuju Stasiun (jalan Wijaya Kusuma) dan Jalan Mawar (dulu jalan Bromo) terpaksa harus memutar lewat perempatan SMP2 dan terjebak traffic light. Penutupan akses jalan tersebut, praktis mematikan banyak pengusaha disepanjang jalan menuju stasiun.
“Rekayasa lalu lintas itu selain untuk kelancaran arus lalu lintas mengurai kemacetan, tetapi juga berdampak pada penyebaran ekonomi. Nah penyebaran ekonomi ini yang dibutuhkan oleh masyarakat” sambungnya.
Siswanto mengaku juga telah melakukan komunikasi dengan pihak PT.KAI, “ Justru mereka malah mendukung, karena selama ini orang muter ke SMP2 dan terkena traffic light, dengan dibukannya akses, maka nantinya akan bisa langsung menuju stasiun tanpa terkena traffic light lagi ” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi C David Handoko Seto dalam forum rapat dengar pendapat dengan Dinas Perhubungan dan PU Bina Marga senin siang itu menyampaikan keinginannya agar dilakukan kajian tentang ditutupnya traffic light perempatan Argopuro dan pertigaan Trans Mart agar arus lalu lintas dari luar kota menuju pusat kota Jember tak terhambat dengan adanya traffic light.
“Untuk Argopuro dan Transmart, diawali dengan kajian dulu, perlu ditutup atau tidak. Tapi kalau nurut saya perlu ditutup itu” ujar David dalam closing statmennya.
Dalam forum tersebut juga terungkap, file kajian tentang traffic light Argopuro dilakukan tahun 2012 lalu dan belum pernah ada lagi kajian tentang itu. Traffic Light itu dipasang setelah berdirinya kompleks elit perumahan Argopuro yang dibangun oleh salah satu pengembang swasta terbesar di Jember. Awalnya, keberadaan traffic light itu tidak terlalu terasa mengganggu pengguna jalan dari luar kota Jember menuju arah pusat kota, bahkan keberadaanya dirasakan sangat bermanfaat khususnya bagi pengendara yang dari barat menuju arah tegal besar maupun dari pusat kota yang akan menuju ke perumahan Argopuro karena bisa langsung belok tanpa harus memutar lebih dahulu. Namun seiring perkembangan zaman, pengguna jalan dari luar kota dan sebaliknya terpaksa harus terjebak antrean.
Pewarta : Kustiono Musri
Perlu penyederhanaan saja di Argopuro …pakai 3 sistem cukup…bila lebih akan macet
Alhamdulillah…. Lebih cepat akses jalan ke stasiun
Yang lampu argopuro perlu rekayasa lampunya biar yg dr arah barat timur lbh lancar dg cara seperti yg ditransmart.
Yg dr kota mau belok ke perumahan & yg dr barat mau belok masuk tegal besar waktunya lbh sedikit shg yg lurus lbh lama waktunya. Dg begitu akan lbh lancar