Jember – Sejumlah pejabat pemkab Jember terlihat ramai-ramai mendatangi Pendopo Bupati Wahya Wibawa Graha Rabu sore 20/1/2020.
Mereka memenuhi panggilan Bupati Faida yang rencananya akan memeriksa mereka. Panggilan kepada sejumlah pejabat itu sesuai surat panggilan yang mereka terima, diagendakan Rabu (20/1) untuk “diperiksa” dengan dugaan pelanggaran disiplin melanggar Pasal 3 dan 4 PP 53 Tahun 2010, namun terpaksa “batal” terlaksana sebab ternyata Bupati Faida sedang tidak berada dipendopo.
Mereka antara lain Heru Eko S, Arismaya Parahita, dr.Hendro, M. Jamil, Widi Prasetyo, Ruslan Abdul Ghani, Dedy, dan beberapa pejabat lainnya.
Meski menolak sebegai “terperiksa”, namun sejumlah pejabat tersebut bersedia hadir memenuhi panggilan bupati. Namun ternyata setelah menunggu cukup lama, ternyata Bupati Faida sedang melakukan kunjungan bersama Dandim 0824 ke lokasi bencana banjir.
M Jamil, salah seorang pejabat yang sempat hadir namun bupati tidak ditempat, merasa geli mengetahui hal tersebut, sebab sepertinya bupati “ngeprank” mereka.
” Duh kok lucu, kami ini dipanggil Bupati ke pendopo, tapi malah ditinggal pergi. Aneh” ujarnya singkat.
Kepala Dispemades, Heru menyayangkan sikap Bupati Faida yang kekanak kanakan. “Kami ini pejabat negara. Apalagi seperti saya yang sudah hampir pensiun, masak diperlakukan seperti anak kecil saja. Ini memalukan. Apa nanti kata publik ? ” ujanya sambil geleng-geleng.
Senada dengan Heru dan Jamil, Kabag Hukum, Ratno juga uring-uringan dengan sikap Bupati Faida “Ini bener bener kami kenak ‘prank’ judulnya” ujarnya sambil berupaya menghindar dari pertanyaan berikutnya.
Terpisah, Ketua Komisi C David Handoko Seto juga menyayangkan kejadian itu. “Bupati gak waras ini. Sepertinya Faida ini perlu segera diperiksa psikiater. Saya meragukan kewarasannya. Ngurus pemerintahan yang seharusnya bisa menjaga kewibawaan pejabatnya kok malah ikut-ikutan ngeprank kayak milenial saja” ujarnya melalui saluran telpon.
Pewarta : Kustiono Musri