Jember – Desa Wisata Kemiri, Kecamatan Panti, sebuah destinasi wisata baru hasil perjuangan dan kerja keras sekelompok pemuda-pemudi kreatif Desa Kemiri yang didampingi manajemen Tamasya Bus Kota, akhirnya diresmikan oleh Bupati Jember Hendy Siswanto kemarin 31 Maret 202.
Desa Kemiri yang 2006 lalu porak poranda karena banjir bandang, saat ini sedang menunjukkan kebangkitannya sekaligus memberikan inspirasi peran desa di tengah goncangan perekonomian karena covid 19.
“Ide Desa Wisata ini berasal dari Kepala Desa, namun terkendala banyak hal terutama modal finansial. Kemiri benar-benar dibangun dari NOL RUPIAH karena desa belum bisa menganggarkan untuk pembangunannnya” ujar Hasti Utami menerangkan proses yang dijalaninya mendampingi semangat masyarakat desa yang sedang bergeliat membangun desanya.
Keterbatasan anggaran tidak mematahkan semangat mereka, justru membuat semuanya bergerak, mulai pemuda desa, pesantren dan tokoh masyarakatnya. Semua bergerak bersama mewujudkan ide besar itu.
Bermodal tekad, keyakinan, semangat dan kreativitas, didampingi totalitas Manajemen Tamasya Bus Kota, mereka mulai mengumpulkan modal melalui Tamasya Desa Kita Jelajah Kemiri. “Alhamdulillah sukses” sambungnya.
“Tak cukup berhenti disitu, kami menghimpun produk-produk unggulan Kemiri dan menjualnya keluar desa, alhamdulillah laku. Aneka sayuran, produk olahan jamur, kopi, rambak, asap cair, minyak atsiri, opak gulung, es dawet, pakis, apapun yang bisa kami pasarkan dan diterima konsumen, kami jual” lanjutnya.
Namun, keberhasilan menjalankan 2 konsep itupun belum cukup untuk menutupi kebutuhan dana awal pembangunan desa wisata. Mereka kemudian menghimpun investor-investor lokal Desa Kemiri untuk bermitra.
“Toko bahan bangunan memberikan pinjaman bahan, pemilik bambu menginvestasikan bambunya, pemilik lahan meminjamkan lahannya” urainya dengan bangga.
Tidak hanya yang bermodal yang ikut berpartisipasi, di sela waktu luang mereka, masyarakat sekitar terutama pemuda-pemudanya, secara bergiliran membantu merealisasikan mimpi besar Desa Kemiri sebagai The Inspiring Village, sebuah Destinasi Wisata Baru di Jember. Ada yang membantu sepulang ngarit, sepulang ngajar di pesantren, sepulang kuliah, sepulang kerja sebagai pengaduk kopi, dan lain lain.
Memang tak semua pemuda yang bisa istiqomah berjuang dari awal sampai akhir, pasang surut semangat dan seleksi alam pun terjadi. Bersyukur papan nama desa wisata dan sebagian fasilitasnya telah berdiri meski hanya dilakukan bersama sisa-sisa pejuang yang tetap semangat, harapannya, akan menjadi amunisi & suntikan semangat baru bagi warga Desa Kemiri menggapai mimpi besar bersama.
“Sekali layar terkembang, pantang berhenti berlayar. Meskipun baru 20% pembangunan, kami memberanikan diri meresmikan desa wisata ini ” lanjut Hesti.
Desa Wisata Kemiri, sengaja didesign tidak hanya terpusat di satu titik, tapi menyebar ke hampir seluruh wilayah desa dengan tujuan pemerataan manfaat, agar semakin banyak yang menerima dampak positifnya.
Sedikitnya ada 4 Dusun sebagai destinasi utama, yaitu :
Dusun Delima sebagai sentral destinasi, disini ada Kemiri Resort dengan Kemiri Resto dan Rumah Jamur. Semua paket-paket wisata Kemiri start dan finish disini.
Di Delima juga ada JCC Pesantren Al Hasan, dimana para pengunjung bisa ngopi sambil belajar mengolah kopi, ada roaster dan barista santri.
Dusun Sodong sebagai pusat kegiatan adventure, seperti motor trail, camping, jelajah jejak banjir bandang dan mountain bike.
Dusun Danci sebagai kampung kopi dimana pengunjung bisa belajar tentang kopi rakyat mulai dari pembibitan sampai kopi siap minum. Edukasi kopi di Danci lebih pada perawatan tanaman, sedangkan pengolahan bijinya dipusatkan di JCC.
Dusun Tenggiling sebagai pusat dari integrated farming tourism, dimana pengunjung bisa mempelajari pertanian tradisional yang terintegrasi. Kawasan ini akan menjadi kawasan terakhir yang akan dibangun menyesuaikan dengan dana yang bisa dihimpun.
Pengelola menyediakan bermacam paket wisata dengan harga yang terjangkau, misalnya Kemiri Walking Tour, Kemiri Jelajah Bisnis, edufan Rumah Jamur, edufan kopi rakyat, dsb dengan tarif mulai dari 20 ribu dengan fasilitas makan dan pemandu wisata.
Namun, pengunjung yang datang tak harus mengikuti paket wisata yang telah disiapkan pengelola, bisa juga kulineran di Kemiri Resto dan rumah jamur, bisa juga sekedar ngopi di JCC, atau jika hanya foto di kawasan Kemiri gratis tanpa ada tiket masuk.
Jerih payah semangat gotong royong semua pihak untuk membangun selama 10 bulan itu akhirnya terbayar lunas dengan acara peresmian oleh Bupati Hendy Siswanto kemarin. Desa Wisata Kemiri akhirnya dinobatkan sebagai desa wisata pertama di Jember.
Pewarta : Kustiono Musri