Bupati Teken SK, Pejuang GTT Penuhi Nadzar Potong Kambing Depan Pendopo

Posted on

Jember – Sebuah peristiwa yang tidak biasa yang (sepertinya) belum pernah terjadi sepanjang sejarah Pemerintahan Kabupaten Jember, pagi ini Jum’at 9 April 2021, Bupati Haji Hendy Siswanto bersama Wakil Bupati Firjaun Barlaman terlihat begitu dekat dengan rakyatnya tanpa ada kesan protokoler yang berlebihan seperti di-era bupati sebelumnya.

Momen itu bermula dari nadzar seorang guru SMPN Sukorambi berstatus ASN dari jalur P3K yang juga dikenal sebagai seorang aktivis yang sekian tahun terakhir aktif dalam berbagai aksi dan kegiatan-kegiatan memperjuangkan pemenuhan hak hak GTT dan PTT dari Pemerintah Kabupaten.

Nur Fadli, begitu panggilannya, bersama sejumlah kerabat dan kawan GTT, pagi itu sedang melaksanakan nadzarnya dengan memotong 2 ekor kambing untuk disantap bersama dengan siapa saja yang ada disekitar lokasi pesta. Mulai petugas kebersihan disekitar pendopo, tukang becak, tukang parkir dan bahkan ketika ada rombongan warga berolahraga sepeda “gowes” pun mereka hentikan untuk diajak menikmati sate gulai kambing.

Pesta Sate dan Gulai Kambing itu dilaksanakan persis diatas trotoar depan Pendopo Wahya Wibawa Graha, rumah dinas Bupati Jember pada Jumat (09/04) pagi, sekitar pukul 07.00.

Yang memarik, Nur Fadli berhasil mengajak Bupati Jember, Hendy Siswanto bersama istrinya dan Wakil Bupati, MB Firjaun Barlaman ikut bergabung menikmati pesta sate gulai diatas trotoar jalan yang hanya beralaskan karpet seadanya.

Nur Fadli mengaku, ‘pesta’ sate yang digelarnya itu, sebagai wujud melaksanakan nadzarnya karena perjuangannya selama ini bersama komunitasnya benar benar telah dipenuhi oleh Bupati baru Hendy Siswanto.

Sebelum ini, lanjutnya, saat memperjuangkan nasib GTT/PTT agar diberi SK oleh Bupati Faida, perjuangannya praktis menemui jalan buntu.

“Saya sering ke pendopo dulu, tapi selalu ditolak, omong masalah peraturan, omong masalah PP 48, gak pernah digubris (oleh bupati Faida)” kisahnya.

Berikutnya, ia kemudian bernadzar akan menyembelih kambing jika guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap (GTT-PTT) bisa berhasil mendapatkan surat keputusan (SK) dari bupati.

“Jadi saya punya inisiatif sejak dulu, kalau nanti SK turun, saya akan sembelih kambing dan (akan) mengajak bupati yang menang (untuk makan bersama)” ujarnya.

Seperti telah diketahui, Bupati Hendy Siswanto sebagai pemenang pilkada yang baru dilantik 27 Februari yang lalu, sebelumnya telah menerbitkan SK untuk lima ribu lebih GTT-PTT dan menyerahkan kewenangannya kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk menandatangani SK masing-masing GTT.

Nur Fadli mengaku kaget sekaligus bangga ketika Bupati dan rombongannya benar benar mau bergabung dan duduk lesehan bersamanya dipesta sate gule yang dilakukannya dengan spontan.

“Saat saya bakar sate depan pendopo tadi, terus ada Bupati lewat, kok dada dada (melambai). Langsung saya cegat” katanya menceritakan kronologinya.

Anggota DPRD Jember, Nyoman Aribowo, Politisi PAN yang sedang Gowes bersama komunitasnya saat pesta sate gule itu berlangsung, terlihat ikut bergabung menikmati bersama Bupati.

“Saya kebetulan rutin sepedaan dialun-alun, saya penasaran ketika melihat Bupati keluar dan duduk dibawah diatas dikarpet, maka saya mendekat untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Eh malah dipanggil sama Bupati” kisahnya menceritakan

Ia mengapresiasi sikap egaliter dan merakyat yang ditunjukkan Bupati dalam momen itu.

“Ini indikasi yang sangat baik. Karena bupati begitu egaliter. Beliau tidak terlalu protokoler. Beliau juga responsif terhadap apa yang diminta oleh rakyatnya, meski hanya sekedar ikut mencicipi sate” ujar Nyoman.

Tanda-tanda itu sudah dirasakan saat di dewan, lanjut Nyoman, pola dan gaya komunikasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya di era Bupati Faida.

“Kepada teman teman dewan, beliau begitu meng-orangkan. Lebih terkejut lagi, terhadap masyarakatnya, ternyata sikap beliau juga tetap seperti itu. Dua hal itu, InshaAllah positif untuk masyarakat Jember” pungkasnya.

Sementara ditempat yang sama, Bupati Hendy Siswanto, dalam kesempatan itu berpesan, agar para GTT dan PTT semakin maksimal untuk bekerja. Apalagi, setelah dikembalikan kepada zona mengajarnya sesuai tempat tinggalnya pasca terbitnya SK penempatan dan kenaikan besarnya honor yang mereka terima.

“Sudah tahulah bahwa GTT-PTT kita kembalikan sesuai zonasi (mengajarnya sesuai tempat tinggal). Meskipun ada yang memilih tetap di zonasi yang baru, karena sudah keenakan ditempat yang baru padahal dulu tidak mau. Intinya dengan zonasi ini, guru-guru bisa maksimal kerjanya di situ,” terang Bupati.

Pewarta : Kustiono Musri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.