Jember – Ketidak hadiran Bupati Faida dalam rapat paripurna pengumuman penetapan bupati terpilih tahun 2020 dan pengumuman akhir masa jabatan bupati periode 2016-2021 gedung DPRD Jember, Jumat (29/1) siang menjadi pertanyaan besar peserta rapat.
Rapat yang semestinya dihadiri bupati dan wakil bupati masa periode 2016-2021 hanya dihadiri wakil Bupati Muqiet Arif. Tidak ada informasi pasti terkait ketidak hadiran Faida dalam rapat paripurna untuk yang terakhir kalinya dengan DPRD tersebut.
Wartawan yang berusaha mengkonfirmasi kepada Muqiet Arif terkait ketidak hadirannya Faida tidak mendapatkan jawaban. “No coment,”ujarnya singkat.
Selain pernyataan singkat terkait ketidak hadirannya Faida, Muqiet Arif juga berharap untuk masalah persoalan Jember kedepan yang ia ingin sampaikan kepada bupati terpilih adalah persoalan kedamaian serta kesejahteraan masyarakat Jember.
” Saya ingin menyampaikan selamat kepada Haji Hendy dan Gus Firjaun. Saya berharap kepada seluruh masyarakat Jember untuk mendukung beliau,”ungkapnya.
Jika kemarin lanjut Muqiet Arif ada yang memilih paslon satu, paslon dua dan paslon tiga, itu adalah sebuah dinamika demokrasi .”Dalam demokrasi itu ada istilah menyetujui dan yang tidak menyetujui,” sambungnya.
Jadi kalau kemarin pilihanya kepada salah satu paslon, maka pasca ditetapkan, keduanya adalah pimpinan di Jember. ” Saya harapkan semua masyarakat Jember bersatu, guyub bersaudara dan sesuai dengan kapasitas masing-masing untuk membangun Jember yang lebih maju dan lebih pesat,” tegasnya.
Harapan lainnya kepada bupati dan wakil bupati terpilih sambung Muqiet Arif, dirinya berharap agar bisa menjalankan tugas sesuai dengan aturan yang ada dan bisa merangkul semua pihak dan semua elemen yang ada. ” Jadi selamat tinggal perbedaan-bedaan yang kemarin. Siapapun dari elemen manapun sekarang menjadi rakyat dari keduanya,” ungkapnya.
Sementara itu bupati terpilih H.Hendy saat memberikan statmen pertamanya pasca ditetapkan sebagai Bupati Jember terpilih mengatakan bahwa dirinya akan terus melakukan persiapan hingga dilantik pada 17 Februari mendatang.” Setelah tanggal 9 Desember lalu, kami terus melakukan persiapan-persiapan hingga tanggal 17 Februari mendatang terkait apa-apa yang bisa di running pasca dilantik pada tanggal 17 nanti,” ujarnya.
Untuk masalah birokrasi terkait dualisme di sejumlah OPD dirinya menjelaskan bahwa persoalan itu menjadi tanggung jawab serta persoalan tersendiri bagi dirinya dan Gus Firjaun untuk menyikapinya.
” Silahkan saja mau jabatan berapapun silahkan saja, bagi kami dan gus Firjaun tentunya ada batas merahnya. Pasca dilantik kami akan mulai dengan posisi kami,” tuturnya.
Saat disinggung masalah kebijakan apakah akan membatalkan perbup bupati yang “bermasalah” , dirinya dengan tegas menyatakan bahwa semuanya ada aturannya,
” Tentunya negeri ini sudah diatur dengan aturan-aturan yang ada, jadi kami akan menjalankan aturan yang ada saja. Kalau memang harus dibubarkan, bubarkan saja,” tegasnya.
Tapi yang jelas, dirinya akan melihat dulu aturan-aturannya, karena sejak awal dirinya sudah berkomitmen akan mengembalikan hak-hak masyarakat Jember. Ia berjanji akan segera menata Jember lebih baik,” Semua program yang akan kami lakukan pada awal jabatan merupakan program prioritas semua,” pungkasnya.
Pewarta : Ukik Wahyu Saputra