Jember – Sejumlah Dam di Kecamatan Patrang dan Kecamatan Sukorambi jebol akibat banjir besar setahun lalu 1 Februari 2020. Jebolnya 11 dam di aliran DAS (Daerah Aliran Sungai) Kali Jompo dan Kali Polo itu mengancam kelancaran irigasi untuk baku sawah seluas 1.839 Hektare dan akibatnya, 871 hektar sawah terancam gagal panen.
Ditengah kegaduhan roda pemerintahan Kabupaten Jember setahun terakhir plus tidak adanya APBD, praktis belum pernah ada penanganan permanen terhadap 11 DAM akibat pasca banjir tahun lalu. Dan kerusakan tersebut semakin diperparah dengan banjir 19 Maret 2021 jam 20.00 kemarin.
Ketua Komisi C DPRD David Handoko Seto, didampingi Camat Patrang Rofik Sugiarto dan Pengamat Air PU-BMSDA wilayah Patrang Dandi Yasid kemarin melakukan sidak di DAM Sembah di lingkungan Gebang Poreng, Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Jember yang jebol akibat banjir akhir pekan lalu.

Menurut Camat Kecamatan Patrang Rofik Sugiarto, jebolnya dam dibagian lantai dan mercu dam tersebut mengakibatkan aliran air tidak bisa mengalir ke saluran tersier.
”Akibat jebolnya Dam Sembah ini, air tidak bisa naik, sehingga air tidak bisa mengalir ke saluran irigasi yang menuju ke baku sawah seluas 42 ha,” urainya Selasa (23/3/2021).
Pihaknya mengaku telah melakukan upaya perbaikan sementara, bersama pihak Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA). Perbaikian juga melibatkan anggota Himpunan Petani Pengguna Air (Hippa) setempat.
”Dengan warga kita sudah melakukan perbaikan dengan membendung air agar bisa segera mengalir. Nanti kita juga akan membersihkan walet (lumpur sedimen) yang ada di saluran sepanjang kurang lebih 1 km,” jelasnya
Pengamat air PUBMSDA wilayah Patrang Dandi Yasid mengatakan, pihak dinas juga melakukan pembronjongan dinding sungai yang jebol sepanjang 15 meter. ”Kita perbaiki dinding sungai juga sepanjang 15 meter,” kata Dandi.
Sementara itu Ketua Komisi C DPRD David Handoko Seto, mengaku telah memberikan masukan kepada Bupati Hendy Siswanto agar menjadikan Dam dan Daerah aliran sungai (DAS) yang menjadi baku pengairan sawah menjadi prioritas pembangunan di tahun 2021, selain infrastruktur. ” Karena percuma saja kalau infrastrukturnya bagus namun sawah tidak teraliri dengan baik, ” kata politisi dari Partai Nasdem ini.
David menjelaskan jika aliran sungai baik sangat menguntungkan petani karena petani dapat menanam 3 kali dalam satu tahun. ”Kalau ter-aliri dengan baik petani dapat menanam 3 kali dalam satu tahun,”katanya.
Lebih jauh David telah mencatat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti DAS Bedadung, DAS Dinoyo dan DAS Kali Jompo yang harus diperbaiki. Perbaikan harus segera dilakukan sebagai upaya antisipasi jika terjadi banjir di hulu aliran sungai.” Disana banyak intake-intake saluran tersier, jangan sampai saat hujan besar sawah kebanjiran namun saat seperti saat ini (tidak ada hujan) sawah tidak teraliri. Ini tidak bagus,”pungkasnya.
Informasi yang berhasil dihimpun xposfile, 11 DAM yang rusak tersebut berada di Kecamatan Sukorambi dan Kecamatan Patrang yakni ;
- DAM Polo desa Karang Pring dan
- DAM Sekar 1 di Desa Klungkung dengan total baku sawah 251 Hektar.
- DAM Pengarengan desa Klungkung dan
- DAM Jompo/Bedus Kelurahan Banjarsengon dengan total baku sawah 267 Hektar.
- DAM Arah desa Kelurahan Jumerto dan Slawu total baku sawah 233 Hektar
- DAM Sembah Kurung Jumerto (baku sawaah 25Ha)
- DAM Langon Slawu (baku sawah 97 Ha)
- DAM Jaki Slawu (Baku sawah 63 Ha)
- DAM Manggolo Gebang (Baku sawah 0 karena sudah alih fungsi)
- DAM Sembah Gebang (baku sawah 42 Ha)
- DAM Bromo Jember Lor (Baku sawah 0 karena sudah alih fungsi)
Pewarta : Kustiono Musri