Jember, Xposfile – Dibeberapa kesempatan, Bupati Haji Hendy Siswanto sering menyampaikan tentang salah satu terobosan program Pemkab Jember membantu petani Jember dengan cara mengalokasikan anggaran BTT senilai kurang lebih 10 Milyar untuk membeli 1.000 ton beras langsung dari petani. Program ini, selain bisa membantu petani, juga diharapkan dapat meningkatkan perputaran ekonomi di tengah kondisi serba sulit saat pandemi seperti sekarang.
Pernyataan itu disampaikan oleh Bupati, salahsatunya di depan Ketua dan anggota pengurus HKTI lainnya di Pendopo Kabupaten Jember yang disaksikan oleh sejumlah anggota PeWeJe Asyik (Perserikatan Wartawan Jember Asyik) beberapa waktu lalu saat pelaksanaan ceremonial penyerahan bantuan logistik dapur umum kepada Peweje didepan Bupati pada 9 Agustus yang lalu.
Namun sayangnya, keinginan Bupati tersebut sepertinya tidak berjalan sesuai harapan. Pasalnya, informasi tentang adanya program pembelian beras kepada petani tersebut sebelumnya tidak pernah terdengar oleh Ketua HKTI dan pengurus HKTI lainnya dari dinas terkait.
Kepada Xposfile, Ketua HKTI Jember Jumantoro yang awalnya sangat mengapresiasi program Bupati memberdayakan petani, namun akhirnya justru kecewa setelah dirinya menemui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jember di kantor Dinas Pertanian.
“Niatnya Bupati memberdayakan petani Jember. Saya terimakasih sekali ke Bupati. Saya tidak ingin ada dusta diantara kita, sehingga keinginan Bupati untuk memberdayakan petani itu betul-betul terkawal dan tepat sasaran” ujarnya pada jum’at siang 20/8/2021.
“Dengan komitmen memberdayakan petani, beliau tidak ambil beras dari BULOG, meski beliau punya kewenangan untuk ngambil dari Bulog. Inilah bukti nyata bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Jember betul-betul ingin mengangkat ekonomi petani ditengah keterpurukan dampak corona” tegasnya.
Menurut Jumantoro, di Kabupaten Jember hanya ada 2 organisasi petani yang masih eksis, yakni HKTI dan KTNA, namun sebagai Ketua HKTI Jember, dirinya mengaku tidak pernah mendapatkan undangan atau bahkan selembar surat pemberitahuan sekalipun atas program Bupati tersebut.
“Kami kecewa, kok tidak dari awal ada sosialisasi dari dinas pertanian terkait program tersebut. Meski tidak harus semuanya, setidaknya ada pengurus harian dari HKTI yang diajak bicara tentang pelaksanaan program tersebut sehingga program itu bisa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh petani” sesalnya.
Saya malah dengar program itu langsung dari Bupati lanjutnya, saat mendengar itu “Saya menilai Program Bupati luar biasa ternyata” pujinya.
Belum ada kejelasan tentang informasi dan data jumlah berapa ton beras yang sudah dibeli langsung kepada petani oleh Dinas Pertanian Jember. Juga belum ada pejabat Dinas Pertanian yang bisa diklarifikasi tentang realisasi program Bupati tersebut.
Kamis siang kemarin 19/8/2021, xposfile bersama dua wartawan lainnya yang ingin mendapatkan klarifikasi langsung dari Kepala Dinas Pertanian di kantornya justru tidak mendapatkan pelayanan dengan baik oleh petugas front office Kantor Dinas Pertanian Jember untuk menemui Kepala Dinas yang sedang berada diruangannya.
Sebelumnya, melaui pesan WhatApp, Kepala Dinas Pertanian sebenarnya telah berjanji bisa ditemui wartawan dikantornya pukul 13.00. Namun saat wartawan datang di kantornya tepat jam 13.00, petugas front office hanya melayani ala kadarnya seperti kebanyakan model pelayanan di kantor-kantor birokrasi pada umumnya.
“Pintunya terkunci. Mungkin sedang istirahat” ujar salah satu petugas. Dan sampai 30 menit berikutnya, petugas tidak memberi informasi apapun terhadap wartawan yang dengan sabar menunggu di kursi ruang tamu.

Anehnya, Kantor Dinas Pertanian yang berada di pinggiran kota ini sepertinya sangat jarang didatangi tamu. Atau bisa jadi, petugas front office tidak tertib untuk meminta semua tamu mengisi buku tamu, atau bisa jadi petugas memang sengaja secara sistemik memfilter tamu-tamu yang tidak diinginkan. Yang jelas, ketika wartawan mengisi buku tamu pada Kamis kemarin 19 Agustus 2021, ternyata tamu terakhir yang tertulis di buku yang nampak lusuh itu terjadi pada tanggal 30 Juli 2021. Sebuah Kantor Dinas Pertanian yang mengurus kepentingan Petani se kabupaten Jember, ternyata dalam tiga pekan terakhir sama sekali tidak dikunjungi tamu seorangpun.
Pewarta : Kustiono Musri