Oleh : Mahathir Muhammad (Ketua Umum Pusaka Gibran & Warga Kabupaten Jember)
Tensi politik di Jember hari-hari ini kian dinamis mengingat dalam beberapa bulan kedepan Jember akan mengadakan perhelatan atau kontestasi pemilihan kepala daerah/Pilkada. Para calon kontestan sudah masif melakukan pemasangan baleho di sepanjang jalan desa, kabupaten maupun nasional. Visi-Misi menjadi sajian utama janji kepada masyarakat dengan dibalut kreatifitas desain baleho milik para kandidat. Tak hanya itu, kampanye digital melalui media sosial juga gencar dilakukan. Tentu yang pasti wajib dilakukan juga adalah lobi-lobi politik kepada elit politik, selain mendaftarkan diri secara administratif kepada partai politik agar bersedia mengusungnya.
Setidaknya ada 3 calon kandidat kuat yang oleh beberapa lembaga survey diunggulkan menjadi Bupati Jember. Mereka diantaranya adalah Muhammad Fawait (Gus Fawait), Hendy Siswanto, dan Faida. Ketiganya memiliki jejak rekam dan portofolio yang cukup mumpuni dalam dinamika kontestasi politik di Jember.
Ketiganya juga memiliki garis perjuangan suksesi Pilpres 2024 yang berbeda pula. Hendy Siswanto mendukung pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (nomor urut 1), Muhammad Fawaid mendukung pasangan calon Prabowo-Gibran (nomor urut 2), dan Faida mendukung pasangan calon Ganjar-Mahfud (nomor urut 3).
Berdasarkan data hasil rekapitulasi KPU, Pilpres di Jember didapatkan hasil Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 261.986 suara, Prabowo-Gibran 967.301suara, dan Ganjar-Mahfud 215.497 suara. Tentu hasil perolehan suara tersebut tak luput juga dari kerja-kerja politik 3 kandidat tersebut.
Hendy Siswanto memiliki hubungan dekat dengan Anis Baswedan. Saat Anies Baswedan melakukan kunjungan safari politik ke Jember sebagai bakal calon presiden. Kediaman Hendy Siwanto menjadi titik pertama dalam rangkaian agenda tersebut. Hendy Siwanto menyambut capres Anies Baswedan dengan mengalungkan bunga sebagai bentuk penghormatan dan dukungannya. Hendy bahkan menjamu makan secara eklusif bersama keluarga besarnya. Hendy Siswanto mengaku, dirinya memiliki hubungan sangat dekat Anies Baswedan seperti keluarga dekat. Salah satu buktinya adalah kedatangan Anies Baswdedan dalam acara pernikahan putrinya. Tak mungkin datang, jika tidak memiliki kedekatan.
Muhammad Fawait, adalah kader partai Gerindra yang aktif sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Timur. Selama 2 periode pemilu terakhir, Fawait selalu memecahkan rekor sebagai caleg dengan capaian suara tertinggi diantara caleg lainnya. Di Pilpres 2024, Fawait aktif berkampanye Prabowo-Gibran, bahkan dirinya menghelat acara besar-besaran bertajuk Apel Sholawat Kebangsaan yang sukses dihadiri langsung oleh Gibran Rakabuminng Raka didampungi dua jubirnya Emil Dardak dan Arumi Bachsin di Stadion Jember Sport Garden. Acara tersebut menjadi satu-satunya even akbar dan megah bagi pasangan Prabowo-Gibran di Jember.
Berbeda dengan Faida, Faida saat gelaran Pilpres 2024 aktif berjuang mendukung Ganjar-Mahfud. Saat itu ia menjabat sebagai Ketua DPW Partai Perindo Jawa Timur. Tentu kiprah Faida tak hanya bergerak di Jember, namun se Jawa Timur, ia terlihat aktif hadir dalam beberapa acara mendampingi Mahfud MD.
Dalam konteks suksesi Pileg 2024, Fawait menjadi satu-satunya kandidat yang sukses menghantarkan partai Gerindra menjadi juara di Jember. Perolehan suara Fawait yang terlampau tinggi dan didukung oleh jaringan organik relawannya mampu memberi peranan signifikan dan mengerek kursi partai Gerindra di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat. Di tingkat kabupaten, Gerindra meraih 10 kursi dari sebelumnya 7 kursi. Ditingkat provinsi meraih 3 kursi dari sebelumnya 2 kursi, sedangkan di tingkat pusat mendapatkan 2 kursi dari sebelumnya 1 kursi.
Berbeda halnya dengan Bupati Hendy Siswanto dan Faida yang menorehkan catatan buruk dalam Pileg 2024. Keluarga besar Hendy Siswanto semuanya gagal meraih kursi di parlemen. Padahal segala ikhtiar dan upaya sudah dilakukan. Bahkan publik sempat digegerkan oleh kasus dugaan pelanggaran netralitas ASN secara terselubung pada kegiatan Jember Berbagi selama Bulan Ramadhan 2023 yang melibatkan beberapa keluarganya yang aktif sebagai calon legislatif. Bahkan kedua menantunya dijadikan Duta Bumdesa dan didaulat menjadi tim ahli Bupati Jember.
Tidak jauh berbeda dengan Faida, posisinya sebagai mantan Bupati Jember tidak berefek positif pada terkereknya suara partai Perindo di Jawa Timur, khususnya Jember. Malah informasi terbaru Faida dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPW Partai Perindo Jawa Timur.
Apa hubungannya, jejak rekam ketiga kandidat dengan jejak perjuangan Pilpres dan Pileg 2024 kemaren? Tentu jejak rekam Pilpres 2024 akan menjadi salah satu credit point mereka kepada partai politik yang akan mengusungnya. Credit point ini akan menjadi salah satu dasar partai politik untuk merekom dan meyakinkan partai politik bahwa ditangan kandidat yang tepat (jejak perjuangannya), partai mereka akan mendapatkan kemapanan (established) kursi dan suara dimasa mendatang. Bukan malah berkurang dan kalah.
Partai politik pastinya ingin terlibat berpartisipasi dalam pembangunan Kabupaten Jember. Dalam hal ini komunikasi politik dan merawat hubungan dengan partai politik dalam mengelola kekuasaan menjadi sangat penting. Jadi partai politik tidak hanya sebagai alat kendaraan ketika ada momen Pilkada, namun juga dilibatkan dan diikut sertakan dalam rembuk pembangunan Jember.
Jejak rekam dalam perjuangan Pilpres dan Pileg 2024 tentu juga akan menjadi atensi dan dasar bagi elit politik di Jakarta dalan memberikan rekomendasi. Tak hanya itu, Jawa Timur dalam konteks Pilpres adalah battleground (medang perang) dalam perhelatan Pilpres 2024 dan Jember adalah DPT terbesar ketiga di Jawa Timur.
Jika melihat dari sisi jejak perjuangan Pilpres dan Pileg 2024, tentu Muhammad Fawait (Gus Fawait) sangat diuntungkan. Karena dirinya menjadi satu-satunya kandidat yang menjadi bagian penting dalam kemenangan partai Gerindra dan Prabowo-Gibran di Jember. Disisi lainnya, Fawait juga diuntungkan karena memiliki lembaran kertas putih dalam dinamika politik sebagai calon kepala daerah. Dikarenakan dirinya belum pernah mencalonkan diri sebagai calon bupati Jember. Berbeda dengan Hendy Siswanto yang sedang menjabat dan Faida yang pernah menjabat. Faida menjabat sebagai Bupati Jember periode 2015-2020 dan Hendy Siwanto menjabat Bupati Jember tahun 2020-2025.
Keduanya memiliki hubungan pasang surut dengan partai politik. Faida pada tahun 2020 maju sebagai calon Bupati Jember bersama Dwi Arya Nugraha Oktavianto melalui jalur independen, karena gagal mendapatkan rekomendasi partai politik. Hal ini imbas dari puncak perseteruan Faida dengan seluruh partai politik di Jember melalui upaya pemakzulan Faida oleh seluruh anggota DPRD Jember pada tahun 2020. Rasanya sulit Faida mendapatkan kepercayaan partai politik kembali.
Hendy Siswanto secara umum dinilai tidak mampu memberikan dampak positif kepada partai pengusungnya. Dibuktikan dengan hilang dan berkurangnya kursi partai pengusungnya. Padahal anak menantunya bernaung didalam partai tersebut.
Partai Demokrat, dipimpin oleh Try Sandi (menantunya) dari 2 kursi menjadi 0 kursi. Partai Nasdem, didalamnya ada M. Nadhif Ramadhan (menantu) sebagai caleg DPR RI Dapil Jember-Lumajang, sumber dayanya tidak mampu memberikan dampak elektoral kepada kursi ditingkat kabupaten, provinsi dan pusat. Bahkan yang terjadi Nasdem berkurang kursinya, dari 8 kursi menjadi 6 kursi. Tentu sedari awal penulis meyakini, 2 partai ini tidak akan melabuhkan rekomendasinya kepada petahana (Hendy Siswanto).
Tentu peta kekuatan elektoral Hendy Siswanto berubah total dibanding pada awal dirinya maju pada 2020. Satu contoh misalnya adalah kekuatan Gus Fawait yang pada tahun 2020 mendukung Hendy saat ini berpisah karena Gus Fawait mencalonkan sendiri. Belum lagi menghitung kalkulasi dukungan dari kyai-kyai yang turun drastis, imbas dari komunikasi dan komitmen perjuangan yang dinilai tidak jalan (buruk).
Bertambah kuat pendapat ini, terkini rekomendasi Partai Nasdem diberikan kepada Muhammad Fawait atau Gus Fawait pada Sabtu, 22 Juni 2024.
Semoga Jember, diberikan pemimpin yang terbaik demi kemaslahatan masyarakat Jember.