Jember – Jelang lebaran, Bupati Hendy Siswanto bersama Wabup Firjaun Barlaman lakukan sidak di Pasar Tanjung dan Pasar Mangliu. Wakil Ketua DPRD Jember Agus Sofyan dari PDIP terlihat ikut mendampingi Bupati melaksanakan sidak bersama rombongan Forkompimda lainnya di Pasar Tanjung dan Pasar Mangli Selasa pagi 11/5/2021

Bupati berjanji akan melakukan kajian untuk menentukan perbaikan-perbaikan fasilitas di 30an pasar tradisional milik Pemkab Jember untuk mengembalikan fungsi pasar tradisional serta menghilangkan kesan pasar yang kumuh dan jorok.

“Kita akan perbaiki semua, saya akan lakukan kajian seluruh pasar di Kabupaten Jember, semuanya ada 30 lebih,” jelasnya usai melakukan sidak di pasar yang dibangun era Bupati Abdul Hadi tahun 70an.

Hendy menjelaskan fungsi pasar sangat strategis untuk mendongkrak perekonomian daerah. “Karena untuk mendongkrak perekonomian, salah satunya ya di-pasar ini. Kalau pasarnya berantakan semua gini, bagaimana bisa, coba tadi lihat di pasar Tanjung, baunya kayak gitu semua,” katanya.

Namun, Hendi mengaku rencana perbaikan pasar tersebut masih akan dilakukan tahun depan setelah selesai dilakukan kajian oleh Tim Pemkab Jember.

Penulusuran xposfile, terdapat sejumlah 31 pasar tradisional di Jember, tetapi yang dilakukan revitalisasi tahun 2018 terbatas pada 14 pasar dengan total anggaran yang disediakan Rp 120 miliar, diantaranya Pasar Kreongan, Pasar Mangli, dan Pasar Tanjung.

Sedang perbaikan untuk pasar tanjung diera Bupati Faida kemarin telah dipatok dengan pagu anggaran APBD 2018 sebesar Rp.24,5 Milyar, namun dalam pelaksanaannya, perbaikan tersebut hanya menyentuh sisi luar dari bangunan Pasar, sedang disisi dalam pasar, sama sekali tidak tersentuh.

Mengutip statmen Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Pemkab Jember, Anas Ma’ruf saat itu (2018) seperti yang telah dimuat di : http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/pemkab-jember-revitalisasi-14-pasar-tradisional

“Kalau melihat anggaran sebesar Rp 120 miliar, revitalisasi pasar tanjung sudah masuk didalamnya, yakni Rp 30 miliar. Namun revitalisasi pasar tanjung tidak akan dilakukan besar-besaran. Karena revitalisasi pasar tanjung secara menyeluruh bisa menelan anggaran Rp 200 miliar,” ujarnya. 

Mengetahui adanya rombongan Bupati melakukan sidak dipasar Tanjung, sejumlah pedagang di lantai dua memanfaatkan momen istimewa tersebut untuk memuntahkan uneg-unegnya terkait dengan keberadaan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang menempati trotoar dan bahu jalan di sebelah timur pasar Tanjung. Pasalnya, keberadaan mereka dinilai berpengaruh besar terhadap ramai/tidaknya pengunjung di lantai dua pasar induk tersebut.

“Karena pembeli sudah dapat (belanja) di bawah, yaa untuk ke atas (membeli di lantai dua) sudah susah. Ujung-ujungnya kami dirugikan,” ujar Halimah, salah satu pedagang ayam potong di lantai dua pasar Tanjung.

Menurut pedagang dari Kampung Ledok (satu kampung dengan rumah Bupati Hendy), penertiban yang dilakukan oleh Pemkab Jember beberapa tahun lalu, sempat melegakan hati pedagang di lantai dua. Sebab, arus pembeli mulai ramai mengalir ke lantai dua. Tidak hanya itu, toko-toko di sekitar pasar Tanjung yang telah puluhan tahun tutup lantaran trotoar dan jalan di depannya ditempati PKL, akhirnya buka kembali. Sekitar area pasar Tanjung juga tampak rapi dan bersih.

Namun kegembiraan yang dirasakan para pedagang di lantai dua, hanya bertahan sekejap. Sebab, tak berapa lama kemudian, lapak pedagang kembali marak di pinggir jalan, bahkan melebar ke bahu jalan. Satpol PP yang semula selalu siap berjaga-jaga untuk memantau ketertiban PKL, tak lagi bisa berkutik.

“Sudah begitu, mereka buka (jualan) jam 12 malam. Padahal aturannya dulu mereka bisa memulai jualan sore hari. Ini tidak. Kami mohon ini ditertibkan,” keluhnya kepada Bupati Hendy dan rombongan.

Menanggapi itu, Hendy menegaskan bahwa para pedagang yang menempati trotoar dan bahu jalan di sekitar pasar Tanjung akan ditertibkan. Prinsipnya, Pemkab Jember ingin mengembalikan hak-hak semua warga Jember. Mengembalikan fungsi trotoar dan jalan sebagaimana mestinya.

“Totoar dan jalan ya kita kembalikan fungsinya. Trotoar bukan untuk tempat jualan, demikian juga jalan. Semuanya akan kami tertibkan,” ucapnya.

Bupati kelahiran Kampung Ledok itu menambahkan, tahun ini pihaknya akan mengadakan kajian mendalam terkait rencana penertiban PKL di trotoar dan bahu jalan sekitar pasar Tanjung. Sebab, semua harus dipikirkan kelanjutan usahanya, baik pedagang di lantai dua maupun pedagang kaki lima yang menempati trotoar dan jalan di sekitar pasar Tanjung.

“Kami akan mencari formula terbaik yang bisa menguntungkan semua pihak. Tahun ini kita lakukan kajian dulu, tahun depan baru pelaksanaannya,” pungkasnya.

Pewarta : Kustiono Musri
Sumber Berita : #Humas Media Centre PWJ Asyik.

One thought on “Blusukan ke Pasar Tanjung, Bupati Hendy : “Trotoar & Jalan Bukan Tempat Jualan”

  1. Lahan parkir disebelah selatan pasar tanjung, diberi pembatas, dan melarang mobil parkir (walaupan ada mobil tetap bongkar muat ditempat tersebut) , hal tersebut sangat merugikan pedagang yang berjualan di bedak bawah pasar tanjung selatan, terbukti banyak toko yang terpaksa tutup karena sepinya pembeli, yang bertahan bukapun, kondisinya sangat meprihatinkan (sepi), tidak seperti masa lalu, yang lahan parkirnya bebas untuk semua kendaraan, perdagangan sangat bagus.
    Mohon dapat dirubah, tidak meng anak tirikan pedagang di sisu pasar tanjung selatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back To Top